Supaya Tak Celaka, Lakukan 3 Teknik Ini Saat Menyetir di Tanjakan atau Turunan, ya!

By Healza Kurnia, Selasa, 2 Oktober 2018 | 10:26 WIB
Ilustrasi mengendarai di tanjakan atau turunan (istock)

NOVA.id - Hingga hari ini sudah banyak peristiwa kecelakaan yang terjadi akibat rem blong di posisi jalanan yang sedang menurun atau bahkan saat akan menanjak justru kendaraan menjadi mundur.

Seperti kecelakaan yang sempat terjadi di tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat kala itu, konon, tanjakan tersebut memang menyimpan berbagai kisah dan sejarah angker yang cukup membuat bulu kuduk merinding dan lantas mampu mengancam jiwa pengendara yang lewat di sana.

Akan tetapi, jika kita ingin sedikit saja berpikir rasional, momen tersebut bisa jadi adalah dampak dari kurangnya perhatian dan pengecekan terhadap kelaikan kendaraan sebelum berangkat.

Baca Juga : Tak Mau Lagi Disebut Orang Ketiga Antara Raffi dan Nagita, Ayu Ting Ting Akui Dekat dengan Orang Lain

Atau faktor utama lain, bisa juga karena teknik berkendara yang keliru.

Pada dasarnya, kita pasti pernah mengemudi di area penuh tanjakan dan turunan.

Entah itu di daerah pegunungan dengan kontur jalan berliku, atau sesederhana di area parkir gedung dengan jalur berkelok atau menanjak curam.

Nah, medan seperti ini tentu sangat menantang.

Baca Juga : Seminggu Tak Makan Gula Buah dan Tepung, Perempuan Ini Alami Hal Menakjubkan Pada Tubuhnya!

Apalagi saat kita harus kembali melaju pasca berhenti di tengah tanjakan, mobil yang kita kendarai bisa meluncur mundur jika kita kurang mahir mengemudi.

Maka dari itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kita jelas perlu memperhatikan kondisi mobil sebelum berkendara.

Selain itu, kita juga harus menguasai teknik yang tepat.

Tidak hanya untuk mobil bertransmisi manual tetapi juga matic.

Baca Juga : Beredar Dugaan Teddy Guna-Guna Lina, Sule Beri Tanggapan Pedas!

Salah satu hal yang patut Sahabat NOVA perhatikan adalah saat melewati tanjakan dengan kondisi lalu lintas padat atau macet, selalu gunakan gigi rendah, yaitu gigi 1 untuk manual atau L pada mobil matic.

Tujuannya, agar mobil selalu mendapatkan torsi dan tenaga optimal.

Lalu, apalagi hal-hal yang harus diperhatikan agar berkendara di tengah jalan menanjak dan menurun tetap aman nan terkendali? 

Simak beberapa tipsnya berikut ini!

Baca Juga : Usai Gempa dan Tsunami Palu, Kapal Naik ke Darat, Hingga Puing Rumah Terbawa Ke Laut

1. Hindari Setengah Kopling

“Memang cara ini bisa dilakukan, tetapi akan membuat kopling cepat panas, bahkan bisa sampai jebol,” kata Marcel Kurniawan, Training and Development Manager Real Driving Centre, Jakarta, sebagaimana dikutip dari laman GridOto.com.

Yup, teknik ini memang bisa membuat kondisi mobil jadi tidak aman.

Jadi, segera tinggalkan teknik ini.

Jikapun sudah nyaman, kita masih bisa menerapkan teknik ini saat ingin menjalankan mobil pasca berhenti bukan untuk berhenti.

Hal serupa juga berlaku untuk kita yang lebih sering membiarkan mobil tidak dalam posisi transmisi netral, dan kaki masih menginjak kopling serta rem saat menanjak.

Baca Juga : Cerai, Lina Minta Rumah dan Ruko, Sule Hanya Mohon Satu Hal Mengharukan Ini dari Mantan Istri!

Sama dengan teknik setengah kopling, lebih baik kita juga segera meninggalkan cara tersebut.

Sebab, selain dapat membuat otot pegal, kopling dan rem akan lebih cepat rusak.

Jika terpaksa terjebak macet di tengah tanjakan, cara terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengaktifkan rem tangan (hand brake) atau rem parkir (parking brake).

Kedua hal ini bisa diterapkan untuk mobil manual dan matic.

Setelahnya, segera pindahkan gigi ke posisi netral (N) dan angkat kaki dari pedal rem.

Jangan membiarkan kaki kita terlalu lama menginjak pedal rem karena akan membuat stamina mobil menurun.

Baca Juga : Berita Terpopuler: Permohonan Terakhir Sule pada Lina Hingga Kisah Pilu Korban Gempa dalam Dekapan Mensos

2. Selalu Beri Jarak

Dalam posisi mobil menanjak dan rem tangan masih terangkat, kita perlu memberi jarak yang cukup dengan mobil di depan saat hendak berjalan kembali.

Caranya, biarkan mobil depan berjalan terlebih dahulu hingga jarak cukup, barulah kita mulai mengikuti.

Jadi, tak usah terlalu tergesa-gesa.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko tabrakan.

Pada mobil manual, kita acap kali dihadapkan pada situasi cukup sulit di mana saat ingin menjalankan mobil kembali setelah berhenti dengan mengangkat kaki dari rem kemudian pindah ke gas tanpa mengaplikasikan rem tangan, mobil akan cenderung langsung mundur.

Baca Juga : Perut Kembung Bisa Jadi Gejala Kanker, Ini Tanda Lain yang Harus Diwaspadai

Untuk momen seperti ini, hal yang wajib dilakukan adalah selalu mengangkat rem tangan saat terpaksa berhenti di tanjakan.

Kemudian, untuk berjalan kembali, kita tinggal menginjak kopling dan masukan tuas transmisi ke gigi 1.

Angkat kaki kiri dari pedal kopling secara perlahan, sambil kaki kanan menekan pedal gas secara perlahan juga.

Begitu mobil sudah dirasa bisa melaju, segera turunkan rem tangan.

Sementara pada mobil bertransmisi otomatis, kita tinggal menaruh tuas transmisi ke posisi L atau D1, lalu injak pedal gas secaraperlahan.

Turunkan rem tangan saat mobil memiliki cukup tenaga untuk melaju.

Ingat sekali lagi, jangan memaksakan diri untuk tidak menggunakan rem tangan di tanjakan, ya!

Baca Juga : Dua Hari Terhimpit Runtuhan Hotel Pasca Gempa Palu, Nyawa Seorang Perempuan Selamat Karena Hal Ini!

3. Manfaatkan Teknik Engine Break

Cara yang terakhir ini memang agak unik dan berbeda.

Alih-alih menggunakan rem, sebetulnya kita juga bisa memanfaatkan teknik engine break, teknik di mana kita menurunkan tingkat transmisi gigi mobil atau mengendurkan gas saat melaju; biasanya dilakukan saat menempuh jalan menurun untuk mengurangi kecepatan.

Dengan memanfaatkan teknik ini, beban rem akan berkurang, sehingga bisa memperpanjang umur pakai rem dan konsumsi bahan bakar akan lebih irit.

Syaratnya, teknik ini harus digunakan dengan cara tepat dan di saat yang tepat, karena tidak boleh sering-sering digunakan, meski dapat membantu atau memaksimalkan fungsimemberhentikan mobil.

Baca Juga : Ramalan Roy Kiyoshi tentang Gempa dan Tsunami di Palu: Saya Melihat akan Ada Air Besar

Alasannya karena di sisi lain, teknik ini bisa jadi sangat bahaya, apalagi kalau dilakukan saat kecepatan mobil sedang tinggi.

Misal, mesin akan lebih cepat rusak dan risiko terhadap keselamatan akan meningkat.

Lagipula, jika kita tidak biasa dan tidak menguasai kendaraan serta teknik ini, engine brake akan sangat menyusahkan.(*)

(Jeanett Verica)