NOVA.id - Saat anak mulai masuk sekolah, dia akan bertemu dengan teman sepermainan yang beragam.
Salah satu keragaman yang akan ditemui adalah perbedaan bentuk fisik.
Ada temannya yang memiliki ukuran badan yang berbeda, warna kulit yang berbeda, bentuk wajah yang berbeda, bahkan jenis rambut yang berbeda.
Apa yang akan ada di pikiran anak? Jelas anak akan merasa bingung.
Baca Juga : Pria Ini Ditahan Karena Sebuah Cincin Berlian Bersarang di Perutnya!
Karena pada umumnya, menerima suatu perbedaan bukanlah hal yang mudah untuk kerja otak manusia.
Buat anak-anak yang tidak terlatih menerima perbedaan semenjak dini, lambat laun perbedaan itu akan menyulitkan.
Sehingga apa yang akan terjadi? Anak-anak akan sulit menerima perbedaan orang lain, pun mereka juga akan sulit untuk menerima bahwa mereka berbeda dari orang lain.
Kok bisa ya anak sulit menerima perbedaan?
Baca Juga : Azka Dihina Keterbelakangan Mental, Deddy Corbuzier Berniat Ciduk Penghina
“Biasanya karena orang tua tidak menerapkan untuk menerima anak apa adanya,” ujar Mira D. Amir, psikolog klinis anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universias Indonesia (LPT UI).
Dimulai dengan orang tua yang selalu membeda-bedakan bentuk tubuh, jenis rambut, atau bahkan warna kulit anak dengan saudaranya.
Tanpa disadari, apa yang dilakukan orangtua ini juga membuat anak kehilangan kepercayaan diri terhadap tubuhnya.
Bahkan ketika anak melihat temannya memiliki perbedaan ciri fisik dengan dirinya, anak pun tidak sungkan untuk membully-nya.
Baca Juga : Tak Hanya Bella Saphira, 4 Artis Tinggalkan Glamornya Dunia Hiburan Usai Nikahi Perwira
“Ketika sudah bertemu di lingkungan sekolah, anak itu sudah menjadi produk didikan orang tua di rumah, sehingga apa yang mereka lakukan itu adalah output-nya,” tegas Mira.
Mira mengakui bahwa banyak orangtua yang tidak menyadari kekeliruan yang sebenarnya sudah mereka lakukan.
Proses anak menerima perbedaan akan lebih mudah jika mereka terbiasa untuk diterima dengan baik di lingkungan rumahnya.
Kalau perbedaan menjadi sesuatu yang membingungkan, jelas karena otak ini mempersepsikan stimulus dari luar.
Baca Juga : Video Jedar Richo Kyle dan El Barack Tuai Reaksi dari Netizen, Seperti Apa?
Sebelum orang tua memberi penjelasan kepada anak bahwa perilaku mereka adalah perilaku yang tidak bisa diterima, disarankan Mira untuk melakukan introspeksi dulu.
Karena sebenarnya jika mereka tidak menerima anak apa adanya mereka sudah mem-bully anak mereka sendiri.
“Jadi kasus-kasus anak yang mem-bully itu, merasa insecure karena di rumahnya terjadi tekanan, sehingga anak merasa tidak menerima dan mereka pun melampiaskan ke teman-temannya,” papar Mira.
Pada umumnya, anak yang lebih toleran biasanya juga berasal dari keluarga yang toleran.(*)
(Melissa Tuanakotta)