Lady Gaga Akui Alami Kekerasan Seksual: Sebagian dari Saya Mati Bertahun-Tahun

By Juwita Imaningtyas, Rabu, 17 Oktober 2018 | 23:00 WIB
Lady Gaga ( Michael Kovac/Getty Images)

 

NOVA.id - Selama beberapa tahun terakhir, Lady Gaga telah berbicara soal pengalamannya menderita luka mental dan fisik akibat fibromyalgia, depresi, serta trauma akibat kekerasan seksual.

Ia diketahui mengalami pelecehan seksual di usia 19 tahun.

Pada Senin malam (15/10), Lady Gaga mendapatkan penghargaan di ELLE's Woman in Hollywood yang diselenggarakan di Los Angeles.

Baca Juga : Tak Tindik Putrinya, Sharena Delon Punya Alasan Tersendiri! Kenapa?

Dalam kesempatan itu, ia kembali berbicara di depan penonton tentang pengalamannya.

Ia juga mengajak orang-orang untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih penuh kasih dan dukungan.

Lady Gaga menceritakan pula tentang pakaian yang ia pilih di acara itu.

Berbeda dari biasanya, malam itu Lady Gaga mengenakan oversize pantsuite dari Marc Jacobs.

Lady Gaga (GETTY IMAGES/JEAN BAPTISTE LACROIX)

Baca Juga : Jadi Tertawaan, Ini Respon Mayangsari Saat Diledek Ussy Sulistiawaty!

Hal tersebut mengejutkan lantaran biasanya ia mengenakan gaun glamor berukuran besar.

"Ini adalah setelan oversized pria yang dibuat untuk perempuan. Bukan gaun. Dan lalu saya mulai menangis. Dengan setelan ini, saya merasa seperti diri sendiri hari ini," ucap Lady Gaga.

"Sebagai survivor kekerasan seksual oleh seseorang di industri hiburan, sebagai perempuan yang masih tidak cukup berani untuk menyebutkan namanya, sebagai seorang perempuan yang hidup dengan luka kronis, sebagai seorang perempuan yang dibiasakan sejak sangat muda untuk mendengar apa yang pria katakan pada saya untuk dilakukan, saya memutuskan hari ini saya ingin mengambil kekuatan kembali. Hari ini, saya memakai celana," ungkap Lady Gaga.

Baca Juga : Hadiri Pernikahan Pengasuh Gempi, Gisel Malah Heboh Dangdutan!

Ia juga melanjutkan, "Setelah saya dilecehkan ketika berusia 19 tahun, saya berubah selamanya. Sebagian dari saya mati selama bertahun-tahun. Saya tidak menceritakan siapapun. Saya sendiri menjauhinya. Dan merasa malu. Bahkan masih hari ini berdiri di depan anda, saya merasa malu atas apa yang terjadi pada saya. Saya masih memiliki hari-hari dimana saya merasa itu adalah kesalahan saya. Setelah saya membagikan apa yang terjadi pada saya dengan pria sangat kuat di industri ini, tak seorang pun membantu saya. Tak ada seorang pun yang menawarkan saya petunjuk atau bantuan untuk membimbing saya ke tempat di mana saya merasakan keadilan, mereka bahkan tidak menunjukkan saya arah ke bantuan kesehatan mental yang sangat saya butuhkan. Pria-pria itu bersembunyi karena mereka takut kehilangan kekuatan mereka. Dan karena mereka bersembunyi, saya mulai bersembunyi."

Lady Gaga menjelaskan bahwa ia menyembunyikan pengalaman buruknya selama bertahun-tahun hingga berimbas ke kesehatan fisiknya.

Baca Juga : Panggil Pemburu Hantu, Ruben Onsu Kantongi Identitas Peneror Keluarganya

Ia sempat pergi ke dokter dan didiagnosis menderita PTSD dan fibromyalgia.

Menurutnya, depresi, kecemasan, gangguan makan, dan traumalah yang menciptakan "tornado" luka baginya.

"Jadi yang ingin saya katakan di ruangan penuh perempuan dan pria yang kuat saat ini adalah, mari kita bekerja bersama untuk mengisyaratkan dunia terhadap kebaikan. Saya cukup beruntung sekarang memiliki sumber daya untuk membantu saya. Tetapi bagi banyak orang, sumber daya tidak ada atau orang tidak memiliki kemampuan untuk membayar atau mengaksesnya. Saya ingin melihat kesehatan mental menjadi prioritas global. Kita tidak dapat mengendalikan semua tantangan dan tragedi yang dilemparkan oleh hidup kita. Tapi kita bisa bekerja bersama. Ruang ini dapat bekerja bersama untuk saling menyembuhkan. Dan kita juga dapat mencoba menemukan kekuatan dengan cara terbaik yang kita bisa untuk meminta bantuan jika kita membutuhkannya," jelas Lady Gaga pada penonton.

Baca Juga : Ingin Rambut Sehat dan Indah? Yuk Buat Masker dengan Minyak Vitamin E

Lady Gaga lalu mengakhiri pidatonya dengan catatan yang menginspirasi.

"Jadilah penolong. Jadilah pembawa perubahan." (*)