Parahnya, mereka juga memakai bahan-bahan yang tidak diizinkan beredar.
Teknologi medisnya juga belum terbukti canggih.
Duh, jangankan memperoleh hasil sempurna, bisa-bisa wajah malah “rusak”!
Kehadiran “klinik palsu” ini jugalah yang mendukung timbulnya kekeliruan persepsi tren estetika, seperti diperbolehkannya tanam benang dan filler pada hidung, serta injeksi payudara yang menjadi favorit masyarakat Indonesia.
Baca Juga : Bertemu di Bandara, Rossa Bersandar Mesra di Bahu Ivan Gunawan
Padahal, pada kenyataannya, dunia estetika sendiri tidak menyarankan metode-metode tersebut karena diduga bisa menyebabkan masalah kesehatan, hingga kematian.
“Sampai sekarang belum ada penelitian ilmiah pasti kalau itu aman,” tekan Irene.(*)
(Tentry Yudvi)