Awas! Jangan Asal Percaya Perawatan Bikin Cepat Cantik, Ini Risikonya

By Healza Kurnia, Rabu, 24 Oktober 2018 | 12:38 WIB
Ilustrasi tren kecantikan instan (istock)

NOVA.id - Sejak tren estetika atau kecantikan dari Korea masuk mendominasi Tanah Air, pemilihan opsi perawatan filler dan tarik benang demi “menyulap” wajah sesuai keinginan pun kian marak.

Yang murah atau mahal, semua tersedia dan dapat ditemukan dengan mudah.

Jumlah peminatnya pun semakin hari semakin bertambah.

Konon, teknik-teknik tersebut dipercaya mampu mengubah bentuk wajah menjadi tirus berbentuk V dan kencang dengan instan.

Baca Juga : Seorang Jurnalis Perempuan Diperkosa dan Dibunuh Usai Melaporkan Kasus Korupsi

Katanya, sih, semakin berbentuk V, tampilan semakin tampak muda.

Maka dari itu, tak heran jika perempuan yang memiliki bentuk wajah cenderung bulat, kerap mendambakan perubahan agar lebih memikat.

Para perempuan Indonesia pun tak luput dari tren ini.

Walaupun dirasa ampuh untuk “mempercantik diri” dalam sekejap, teknik atau perawatan ini tentu tidak bisa sembarangan dipakai.

Baca Juga : Berkaca dari Titi Qadarsih, Kebiasaan Makan Sepele Ini Picu Kanker Usus!

Sebab, bila prosesnya tak benar, metode ini bisa menyebabkan alergi atau, bukan tak mungkin, mengancam nyawa.

"Bahkan lebih baik, sebisa mungkin jangan memakai suntikan, deh,” kata dr. Irena Sakura Rini, MD, ahli estetika dan rekonstruksi bedah plastik di Rumah Sakit Bina Estetika.

Yah, kalaupun sudah terlanjur menyiapkan rencana untuk melakukan perawatan kecantikan tersebut, kita tentu harus pintarpintar dan cermat dalam memilih klinik kecantikannya.

Bukan soal hasil akhir dan cantik atau tidaknya nanti, melainkan soal keselamatan kita di masa depan.

Baca Juga : Selingkuh Saat Masih Berstatus Suami Nafa Urbach, Zack Lee: Itu Masa Paling Berat dalam Hidup Aku

Salah pilih klinik, bisa-bisa menyesal seumur hidup. Ah, seram!

Dewasa ini, sudah banyak sekali orang yang bisa belajar berbagai hal secara otodidak.

Kehadiran internet yang semakin gampang diakses, serta terbuka lebarnya pintu informasi, membuat semua orang bisa menjadi “ahli” dadakan.

Alhasil, dari bidang kecantikan sendiri, menurut Irene, terbentuklah tempat-tempat praktik yang belum resmi, dengan tenaga ahli tidak bersertifikat dan bergelar mungkin hanya belajar dari internet.

Baca Juga : Lama Tak Terdengar, Begini Tampilan Dian Nitami Saat Ini, Tetap Cantik!

Parahnya, mereka juga memakai bahan-bahan yang tidak diizinkan beredar.

Teknologi medisnya juga belum terbukti canggih.

Duh, jangankan memperoleh hasil sempurna, bisa-bisa wajah malah “rusak”!

Kehadiran “klinik palsu” ini jugalah yang mendukung timbulnya kekeliruan persepsi tren estetika, seperti diperbolehkannya tanam benang dan filler pada hidung, serta injeksi payudara yang menjadi favorit masyarakat Indonesia.

Baca Juga : Bertemu di Bandara, Rossa Bersandar Mesra di Bahu Ivan Gunawan

Padahal, pada kenyataannya, dunia estetika sendiri tidak menyarankan metode-metode tersebut karena diduga bisa menyebabkan masalah kesehatan, hingga kematian.

“Sampai sekarang belum ada penelitian ilmiah pasti kalau itu aman,” tekan Irene.(*)

(Tentry Yudvi)