NOVA.id – Apakah Sahabat Nova pernah mendapati si kecil berbicara kurang sopan? Mungkin, sebagian pernah mendengar sang buah hati berbicara demikian. Lalu, apa yang kita – sebagai orang tua – lakukan?
Alih-alih memarahinya, sebaiknya Sahabat Nova menegurnya dengan sopan. Tak hanya itu, perlu diingat pula bahwa anak dibawah 5 tahun atau berusia 5 tahun, masih masuk ke dalam tahap meniru.
Ditemui oleh Tabloid Nova, Rizki Yeti Widiati, psikolog dari Biro Konsultasi Paradigma mengatakan bahwa selain dari orang tua, yang ditiru si kecil bisa jadi segala yang dilihat dan didengarnya dari media sosial (medsos). Tengoklah sebagian tayangan YouTube, vlog yang selama ini dinikmati si kecil.
Baca Juga : Berbeda dengan El dan Dul, Al Ghazali Panggil Irwan Mussry Pakai Sebutan Ini, Belum Terima?
“Kalau anak mengenal gadget sejak usia dini, kemungkinan mereka terpapar medsos akan lebih besar. Dan, semakin banyak waktu yang diluangkan anak dengan bermain medsos, maka semakin besar pula kemungkinan pengaruh medsos terhadap perkembangan bahasa anak.
Meskipun medsosnya masih terbatas, umumnya yang bersifat audio-visual semisal YouTube, karena anak-anak usia dini, kan, masih terbatas kemampuannya dalam membaca dan menulis,” ungkap Rizki Washarti Siregar, psikolog pendidikan dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia.
Lalu, apakah kita harus menjauhkan anak dari medsos?
Baca Juga : Berakhir Direbut Teman Duetnya, Ini Firasat Orang Tua Maia Estianty Tak Restui Nikahi Ahmad Dhani
Tak perlu sampai melarang si kecil bermain media sosial, yang harus dilakukan adalah memberi batasan bagi anak untuk bermain media sosial.
Salah satu caranya adalah dengan penyampaian yang baik dan sesuai zaman.
Misalnya anak-anak banyak yang memanggil guru mereka dengan sebutan “Miss” karena penggunaan bahasa Inggris lebih luas dewasa ini.
Akhirnya, banyak anak memanggil wanita dewasa muda juga dengan sebutan “Miss”. Ini tidak masalah.
Baca Juga : Beri Kalung untuk Keponakan, Dewi Perssik Tulis Semangat Merintis Karir! Sudah Damai?
Lain halnya bila anak memanggil orang dewasa dengan "lu" atau “elo” atau hanya nama.
“Ini kurang sopan dalam budaya Indonesia,” tegas Rizki Washarti Siregar, psikolog pendidikan dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia.
“Ketika anak berbicara dengan orang dewasa, maka bahasa seperti apa yang layak digunakan. Namun ketika anak mengobrol dengan teman sebayanya menggunakan bahasa gaul dan bahasa rahasia antara mereka, itu adalah hal biasa dan bisa diterima.
Kita tidak bisa memaksa anak untuk menggunakan bahasa formal ketika mereka sedang bicara dengan teman-temannya,” jelas Yeti.
Baca Juga : Smoothies Alpukat Pisang yang Kaya Nutrisi untuk Sarapan Pagi
Peran orangtua dalam membuat anak bertutur baik sangatlah besar, karena perkembangan bahasa setiap anak berawal dari rumah, terutama ibu.
Ibu adalah sosok yang paling sering berada bersama anak, sehingga dari ibulah−tanpa bermaksud mengabaikan peran ayah−anak lebih banyak belajar bertutur. Sehingga, penting adanya untuk seorang ibu bertutur baik ketika di depan anak.
“Bila orangtua menggunakan kata “lu-gua” dalam berbahasa, maka jangan salahkan bila anak menggunakannya juga dalam pembicaraannya,” tukas Yeti.
Baca Juga : Agar Tak Lengket di Wajan, Wajib Tahu Trik Bikin Telur Ceplok Ini
Nah, bagaimana jika orangtua terlanjur bertutur tak baik? Segera minta maaf dan jelaskan bahwa bahasa tersebut tidak sopan dan kita salah mengatakannya. Kemudian perbaiki dan jangan mengulangnya agar tidak ditiru.
“Ibu juga harus lebih hati-hati lagi dan memastikan setting-an di medsos sudah ramah anak, agar video-video yang buruk tidak muncul di layar gadget.
Baca Juga : Wow! Kini Wajah Kita Bisa Jadi Stiker di WhatsApp loh, Begini Caranya!
Bila ibu kurang paham bagaimana memastikan setting-an ini, bisa minta tolong pada suami atau cari di bagian help medsos terkait,” saran Rizki.(*)