“Memang kalau mulai dari awal itu balik lagi ke intensitas atau kita ukur dari kemampuan kita. Misalnya, kalau ikut zumba terus gerakan zumbanya sudah loncat loncat, bila merasa belum waktunya untuk loncat-loncat seperti itu. Maka, lakukan gerakan biasa saja dulu. Jadi, kita harus tahu kemampuan kita itu sampai dimana. Paling enggak tuh gerak sendiri. Misalnya jalan di tempat, atau lari di tempat,” ujar dr. Grace Joselini
Prinsipinya adalah memulai dengan olahraga yang ringan dulu, jika nanti sudah terbiasa pasti akan ketagihan untuk berolahraga.
“Prinsipinya adalah mulai dari yang pelan dulu. Bahkan kalau udah biasa olahraga, biasanya nanti nagih sih pasti kita mikir besok harus olahraga nih. Kalau pun enggak bisa keluar, depan tv aja tuh nanti kita gerak-gerak sendiri. Sit up sendiri, push up sendiri,” tambah dr. Grace.
Baca Juga : Diundang Deddy Corbuzier dan Nagita Slavina, Rahmawati Kekeyi Putri Banjir Hadiah, Apa Saja?
Selain prinsip dan langkah memulai aktivitas olahraga, harus ada komitmen berkelanjutan supaya olahraga itu rutin dilakukan.
“Di sisi lain, lari dan gaya hidup sehat tengah menjadi tren tersendiri, yang tentunya baik untuk diterapkan dan perlu diiringi dengan komitmen berkelanjutan,” tutup dr. Grace Joselini.
Jadi, memulai aktivitas olahraga harus memiliki niat, prinsip dan komitmen untuk terus bisa menerapkan pola hidup sehat guna investasi kesehatan di masa depan.(*)