Menurut dr. Budi, dengan kurangnya konsumsi air, kehamilan bisa saja tidak dapat berlanjut.
Akibatnya, pada awal bulan kehamilan, janin bisa meninggal di dalam rahim.
Kemudian pada pertengahan atau akhir kehamilan, janin tersebut harus segera dikeluarkan agar janin tidak meninggal.
Baca Juga : Ditanya Tentang Maia Estianty, Mulan Jameela Beri Jawaban Singkat!
dr. Budi juga menerangkan bahwa yang paling berbahaya yakni terhambatnya pertumbuhan pada janin.
Begitu juga efeknya pada air ketuban.
Untuk produksi air ketuban, seorang ibu harus cukup dalam mengkonsumsi air.
Baca Juga : Rambut Tebal Berkilau Sedah Mirah Banjir Pujian, Kahiyang Ayu Pakai Ramuan Ini!
Jika seorang ibu hamil kurang mengkonsumsi cairannya per hari, salah satu indikasi yang paling mudah dilihat yakni produksi air ketuban yang berkurang.
Dampak yang terjadi bila air ketuban berkurang, tentunya pertumbuhan janin akan terhambat.
“Kalau dalam sehari air ketubannya berkurang pasti pertumbuhan bayinya tidak baik dan mengakibatkan efek samping yang macam-macam sampai akhirnya bayinya tidak bisa berkembang sama sekali,” ujar dr. Budi.
Padahal janin perlu bergerak aktif, namun dengan air ketuban yang kurang, kelainan seperti anatomi, bentuk dapat timbul.
Untuk itu perlu untuk konsumsi konsumsi air 2,5 liter per hari.
Sedangkan pada ibu menyusui butuh untuk mengkonsumsi 2,7 sampai 2,8 liter sehari.(*)