NOVA.id – Jarang minum air tak hanya berdampak buruk pada kesehatan kita tak terkecuali bagi janin yang dikandung dalam rahim.
Tak hanya mengkonsumsi makanan sesuai dengan tabel gizi seimbang yang pernah kita lihat di rumah sakit atau saat belajar di bangku pendidikan.
Mengkonsumsi air yang cukup juga penting bagi kesehatan tubuh kita.
Baca Juga : Intip 5 Gaya Kece Besan Jokowi yang Modis Bak Sosialita Berkelas!
Namun sayangnya, beberapa dari kita, tak semua ingat hal itu.
Menurut Ketua Indonesia Hydration Working Group, dr. Budi Wiweko, komponen nutrisi merupakan komponen terpenting saat janin berada di dalam rahim.
Dan salah satu bagian dari nutrisi tersebut adalah air.
Baca Juga : Demi Good Governance, UI dan Pemerintah Perkuat Sinergi Bersama
“Selama di dalam rahim, komponen nutrisi itu merupakan komponen yang sangat penting. Dan salah satu bagian dari nutrisi adalah air. Air itu merupakan makro nutrisi,” katanya saat menghadiri acara Hydration & Health Conference pada Rabu (07/11) di Jakarta Pusat.
Jika air adalah makro nutrisi, zinc, zat besi merupakan salah satu dari mikro nutrisi.
Lalu apakah kurangnya konsumsi air dapat berpengaruh pada janin?
Baca Juga : Cerai dari Anggota TNI, Penampilan Terkini Olivia Nathania Anak Nia Daniaty Jadi Sederhana
Menurut dr. Budi, dengan kurangnya konsumsi air, kehamilan bisa saja tidak dapat berlanjut.
Akibatnya, pada awal bulan kehamilan, janin bisa meninggal di dalam rahim.
Kemudian pada pertengahan atau akhir kehamilan, janin tersebut harus segera dikeluarkan agar janin tidak meninggal.
Baca Juga : Ditanya Tentang Maia Estianty, Mulan Jameela Beri Jawaban Singkat!
dr. Budi juga menerangkan bahwa yang paling berbahaya yakni terhambatnya pertumbuhan pada janin.
Begitu juga efeknya pada air ketuban.
Untuk produksi air ketuban, seorang ibu harus cukup dalam mengkonsumsi air.
Baca Juga : Rambut Tebal Berkilau Sedah Mirah Banjir Pujian, Kahiyang Ayu Pakai Ramuan Ini!
Jika seorang ibu hamil kurang mengkonsumsi cairannya per hari, salah satu indikasi yang paling mudah dilihat yakni produksi air ketuban yang berkurang.
Dampak yang terjadi bila air ketuban berkurang, tentunya pertumbuhan janin akan terhambat.
“Kalau dalam sehari air ketubannya berkurang pasti pertumbuhan bayinya tidak baik dan mengakibatkan efek samping yang macam-macam sampai akhirnya bayinya tidak bisa berkembang sama sekali,” ujar dr. Budi.
Padahal janin perlu bergerak aktif, namun dengan air ketuban yang kurang, kelainan seperti anatomi, bentuk dapat timbul.
Untuk itu perlu untuk konsumsi konsumsi air 2,5 liter per hari.
Sedangkan pada ibu menyusui butuh untuk mengkonsumsi 2,7 sampai 2,8 liter sehari.(*)