Tes genetik 21 yang disebut Oncotype DX sudah ada sejak 2004 dan telah membantu membuat keputusan terkait perawatan yang tepat pasca operasi.
Hasil rekurensi yang tinggi, di atas 25, menandakan kemoterapi disarankan untuk menangkal rekurensi.
Sementara bila skor rendah, di bawah 10, artinya tidak perlu dilakukan kemoterapi. Rekurensi artinya penyakit telah kembali setelah tidak terdeteksi untuk waktu yang lama.
Studi pertama ini fokus meneliti pengidap kanker yang nilai tes genetiknya berkisar antara 11 hingga 25.
Baca Juga : Jennifer Dunn Berhijab Setelah Keluar dari Penjara, Ingin Saingi Sarita?
Lebih dari 10.000 wanita berusia 18 hingga 75 tahun secara acak dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi terapi kemoterapi dan terapi hormon, kelompok kedua hanya diberi terapi hormon saja.
Para peneliti mempelajari hasilnya, termasuk kemungkinan kanker kambuh dan kesempatan hidup secara keseluruhan.
"Untuk seluruh responden penelitian dengan nilai tes genetik antara 11 dan 25, terutama pada wanita berusia 50 hingga 75 tahun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara melakukan kemoterapi dan tidak kemo," tulis temuan dalam laporan yang diterbitkan di New England Journal of Medicine.
Ini artinya semua wanita di atas 50 tahun bisa tidak melakukan kemoterapi dan terhindar dari efek samping beracunnya.
Baca Juga : Dicerai Usai Videonya bersama Ariel NOAH, Cut Tari Kepergok Mesra dengan Aktor Ini Sejak 5 Tahun Lalu!
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR