"Ini akibat longsoran di Gunung Anak Krakatau, ditambah trigger tsunami hanya karena posisinya gelombang laut tinggi jadi kombinasi dan ini juga bisa tsunaminya besar. Ini baru diduga," kata Tiar Prasetya.
Aktivitas vulkanik di gunung Anak Krakatau ini memang biasa terjadi dari bulan Juni.
Dan kombinasi 3 fenomena alam yang terjadi pada 22 Desember kemarin bisa jadi menimbulkan tsunami di daerah tersebut.
Baca Juga : Menangis Histeris, Istri Herman Seventeen Ungkap Keinginan Suaminya Sebelum Meninggal
"Meletusnya Anak Krakatau udah biasa dari bulan Juni, cuma meletusnya itu menimbulkan longsoran, akhirnya menimbulkan tsunami dan kebetulan laut itu gelombangnya lagi tinggi-tingginya, kan unik tiga tiganya kalo gak ada ya gak bisa, letusan, longsor, tsunami gelombangnya lagi tinggi," kata Tiar Prasetya.
Semoga ini bisa menjadi bahan pembelajaran untuk kita, untuk lebih waspada dan peka terhadap alam di sekitar. (*)
KOMENTAR