Nah, setelah fase ketegangan itu, sering kali berkembang menjadi tindakan kekerasan (insiden), baik itu secara fisik maupun psikis. Misalnya pelaku memaki-maki atau bahkan melakukan pemukulan.
“Kalau sudah begitu, korban biasanya jadi sedih. Terus, pasangan yang menyadari berusaha minta maaf. Mereka pun kemudian baikan.
Setelah tahapan ini, kami sering bilang dengan fase honeymoon, karena hubungan jadi mesra lagi. Padahal setelah itu, biasanya kembali lagi ke dalam kondisi yang penuh ketegangan,” jelas Inez dikutip dari Tabloid NOVA edisi 1609.
Baca Juga : Amankan Surat Berharga dan Lainnya dengan Brankas yang Tepat
Inez menyebut, kondisi toxic relationship yang selalu berulang ini biasanya tak terlihat secara gamblang dari dunia luar.
Karena pasangan yang terlibat dalam hubungan itu, sering kali menutupinya dengan mengatakan bahwa hubungan mereka baik-baik saja.
Termasuk apa yang mereka pamerkan melalui media sosial.
Baca Juga : Kesaksian 2 Ibu yang Selamat dalam Tsunami Lampung: Hamil 6 Bulan dan Peluk Anak saat Tergulung Ombak
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Alfiyanita Nur Islami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR