NOVA.id – Prosesi siraman untuk pernikahan agung (dhaup ageng) Pura Pakualaman antara Bendhoro Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro ST dan dr. Maya Lakshita Noorya menggunakan air khusus.
Bahkan, air untuk siraman itu berbeda dengan yang biasa digunakan masyarakat umum.
Tim Pranatan Lampah-Lampah Dhaup Ageng, Mas Ngabehi Citropanambang mengungkapkan prosesi pernikahan yang biasa dilakukan oleh kalangan masyarakat umum biasanya menggunakan air yang berasal dari tujuh sumber mata air.
Baca Juga : Pamer Foto Jadul, Kecantikan Nova Eliza Tak Lekang oleh Waktu
Namun, untuk siraman yang dilakukan dalam dhaup ageng ini berbeda karena hanya menggunakan satu sumber mata air.
"Kalau sumber air yang digunakan dalam siraman Pakualaman itu hanya dari sumber mata air sumur di Pakualaman," kata dia di Pura Pakualaman, Jumat (04/01).
Dijelaskan Mas Ngabehi Citropanambang bahwa sumur yang menjadi sumber air untuk siraman itu terletak di area Gedong Parangkarso dan Gedong Maerokoco.
Baca Juga : Intip Rangkaian Persiapan Pernikahan Agung Putra Mahkota Pakualaman
"Sumur itu ada di dalam Pura Pakualaman," ujarnya.
Penggunaan satu sumber mata air tersebut, menurut dia, tidak hanya di Pura Pakualaman, namun juga di keraton-keraton yang ada di Jawa.
"Kalau tradisi di istana hanya ada satu sumber. Kan berbeda dengan masyarakat umum yang biasanya mengambil air dari tujuh sumber air," jelasnya.(*)
Fajar Sodiq
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR