1. Okinawa
Pantai pasir putih yang terletak persis di luar gedung utama Okinawa Churaumi Aquarium.
Okinawa yang merupakan bagian dari 160 pulau di lepas pantai selatan Jepang dijuluki "tanah abadi".
Daerah ini pun menjadi pusat global untuk penelitian umur panjang karena merupakan rumah bagi lebih dari 400 centenarian (orang yang hidup lebih dari 100 tahun).
Ternyata, ada dua hal yang membuat keberhasilan umur panjang di wilayah ini. Pertama, makanan lokal bergizi.
Warga Okinawa banyak mengonsumsi tahu dan ubi jalar, dan sejumlah kecil ikan. Mereka juga memiliki budaya yang dikenal dengan tradisi hara hachi bu—sebuah pembatasan kalori yang diberlakukan sendiri.
Kedua, rasa kebersamaan yang kuat.
Warga Okinawa tidak sekadar menandatangani sewa mereka ke panti jompo—mereka turut memelihara lingkaran sosial yang aktif.
Hal ini tetap terjadi, baik antargenerasi maupun di antara penghuni yang lebih tua. Komunitas yang kuat ini terbukti mengurangi stres, serta menumbuhkan rasa memiliki yang kuat.
Baca Juga : Foto Vulgar Tersebar Setelah Digrebek, Vanessa Angel Curiga dengan Temannya dan Siap Laporkan Pelaku
2. Sardinia
Sardinia—sebuah pulau besar Italia di Laut Mediterania—menjadi salah satu wilayah di dunia dengan persentase tertinggi untuk orang yang hidup hingga 100 tahun atau lebih.
Memang, ada peran genetika dalam hal ini, di mana Sardinia pertama kali dihuni sekitar 6.000 SM, dan merupakan rumah bagi salah satu dari sedikit populasi "pendiri" dunia.
Oleh para ilmuwan disebut sebagai "genetic goldmine".
Namun, ada juga sejumlah kebiasaan yang dapat kita pelajari dan lakukan penduduk Sardinia Laman the Guardian pernah menulis, sebagian besar hasil penelitian menyepakati, segelas anggur lokal sehari membantu menjauhkan penduduk di sana dari dokter.
Lalu, kehidupan aktif di lingkungan yang relatif bebas stres di lereng bukit Sardinia yang indah pun disebut-sebut berkontribusi.
Daerah tersebut memiliki udara pengunungan yang sehat, susu segar, hingga sayuran yang ditanam secara organik.
"Kami memakan apa yang kami tanam. (Kami berprinsip) jika ingin sup sayuran, maka kamu harus mengumpulkan sendiri bahan-bahannya."
"Kami tidak perlu berpikir tentang makan sehat. Kami makan apa yang kami miliki, dan itu sehat," kata seorang penduduk seperti dikutip laman USA Today.
Dalam hal anggur, Zelinda Paglieno, seorang centenarian Sardinia, menambahkan, pantang bagi penduduk setempat untuk menyalahgunakan minuman itu, karena mereka yakin akan menjadi bumerang.
Cukup menenggak anggur merah setinggi dua jari, saat makan siang setiap hari.
Baca Juga : Merasa Tak Selevel dengan Hilda Vitria, Nia Ramadhani Tanya Billy Syahputra: Emang Dia di Atas Gue?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Hinggar |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR