NOVA.id - Bergulir memanas, kasus prostitusi online yang menjerat Vanessa Angel dan sejumlah nama artis lainnya semakin mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
Prihatin dengan kasus prostitusi online yang belum diatur dalam undang-undang, pengacara kondang, Farhat Abbas pun memberikan komentar dari kacamata hukum.
"Perlu ke depan undang-undang keartisan ini harus mengatur siapa yang pantas dan layak menyandang status artis dan siapa lagi yang tidak boleh," buka Farhat Abbas dilansir dari Grid.ID edisi Sabtu (12/01).
Baca Juga : Kelewat Mesra, Elly Sugigi Bersandar Saat Irfan Sbasztian Bertelanjang Dada Jadi Sorotan!
Menurut mantan suami Nia Daniaty ini, prostitusi online telah mencoreng nama baik dunia keartisan.
"Jual diri artis ini, ya saya nggak mau berandai-andai bahwa itu tidak (ada), tapi ini sangat mencoreng citra artis. Itu hanya oknum artis saja," sebut Farhat Abbas.
Farhat Abbas juga menyayangkan bahwa banyak rumah tangga yang hancur karena prostitusi.
Baca Juga : Umroh Termewah, Jendela Hotel Ikang Fawzi dan Marissa Haque Langsung Menghadap Kakbah!
"Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa yang namanya prostitusi itu merusak budaya bangsa dan merusak rumah tangga dan juga merusak ekonomi keluarga," imbuhnya.
Merasa janggal, Farhat Abbas menyoroti para artis yang menjual diri namun tak ditahan.
Menurut undang-undang yang berlaku, hanya mucikari yang menanggung getah jika terbukti bersalah.
Baca Juga : Kelewat Mesra, Elly Sugigi Bersandar Saat Irfan Sbasztian Bertelanjang Dada Jadi Sorotan!
"Jadi polisi kejar terus. Jadikan tersangka itu artis-artis, nggak usah dijadikan korban. Mereka korban apa? Mereka lebih banyak daripada muncikari," imbau Farhat Abbas.
"Mereka bukan korban mereka pelaku, pelaku utama yang kebetulan tidak terjangkau undang-undang. Jadi kita bodoh kalau menganggap itu korban, orang untung cari mangsa!" ujarnya semakin geram.
Duh, kasus prositusi online ini semakin pelik saja, ya, Sahabat NOVA? (*)
Source | : | |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR