NOVA.id - Tepat hari ini, 25 Januari 2018 kita tengah memperingati Hari Gizi Nasional.
Namun tahukah Sahabat NOVA sejarah sebenarnya dari Hari Gizi Nasional?
Peringatan Hari Gizi sendiri diperuntukkan untuk mengenang sejarah perkembangan pergizian di Indonesia yang ditandai dengan pembentukan Lembaga Makanan Rakyat pada tahun 1950 silam.
Baca Juga : Viral Pesan Berantai WhatsApp Ulang Tahun Bagi-bagi Hadiah Kuota 35 GB, Waspada Scammers!
Mengutip dari website resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Hari Gizi dicetuskan karena kondisi gizi masyarakat pada awal kemerdekaan memang tidak terlalu baik.
Oleh karena itu, Menteri Kesehatan RI saat itu, J. Leimena meminta Prof. Poerwo untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat atau LMR yang pada saat itu bernama Institut Voor Volksvoeding (IVV).
Institut Voor Volksvoeding (IVV) merupakan lembaga penelitian kesehatan yang berfungsi untuk mengatasi permasalahan gizi masyarakat Indonesia kala itu.
Baca Juga : Dibesarkan dari Berjualan Es Mambo, Bayi yang Digendong Ini Kini Jadi Aktor Ternama! Siapa Dia?
Lembaga tersebut juga dibuat atas dasar kondisi masyarakat Indonesia yang saat itu terpuruk karena kemiskinan dan kurangnya pengetahuan akan makanan sehat.
Untuk itu Poerwo melaksanakan beberapa program guna mengatasi hal tersebut.
Fokus pertamanya yaitu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi untuk kesehatannya.
Baca Juga : Perempuan Ini Beli Motor Pakai Uang Receh Sekarung, Beratnya Capai 25kg!
Namun, usaha Poerwo sedikit mengalami masalah karena saat itu banyak masyarakat yang buta aksara dan kurang mampu.
Untuk menyiasati masalah itu, ia akhirnya membentuk kader-kader pendidikan gizi di mana nantinya mereka yang akan langsung berinteraksi dengan masyarakat yaitu dengan cara mendirikan Sekolah SDPM (Djuru Penerang Makanan).
Sekolah SDPM itu didirikan tepat pada tanggal 25 Januari 1951 yang akhirnya sekaligus diperingati sebagai Hari Gizi Nasional.
Baca Juga : Kerap Tampil Cetar, Ternyata Begini Penampilan Nia Ramadhani saat di Rumah, Cuma Pakai Daster!
Dan setelah didirikannya sekolah itu, tak lama kemudian juga turut berdiri pula sekolah-sekolah tentang gizi dan kesehatan seperti APN (Akademi Pendidikan Ntrisionis) tahun 1956 di mana sekolah tersebut beralih nama menjadi Akademi Gizi.
Sejak saat itu, istilah gizi menjadi sangat populer terutama setelah pengukuhan Profesor Djuned D. Poesponegoro yang menjadi guru besar penyakit anak pada FKUI.
Sedangkan Poerwo sendiri ditetapkan menjadi Guru Besar Ilmu Gizi pada tahun 1958. (*)
Penulis | : | Nuzulia Rega |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR