NOVA.id - Orang-orang percaya, hujan jelang Tahun Baru Imlek merupakan sebuah pertanda keberuntungan (hoki).
Ada pula yang mengatakan, bahwa pertanda ini erat kaitannya dengan lama musim kemarau yang akan datang di sepanjang tahun menurut perhitungan kalendar Tionghoa.
Bila Imlek disertai hujan, maka musim kemarau akan berlangsung sebentar. Begitupun sebaliknya.
Baca Juga : Janggal, Suami Saphira Indah Lihat Burung Misterius Hinggap di Rumah Malam Hari: Itu Pertanda...
Namun, apa alasan ilmiah di balik perayaan Tahun Baru Imlek yang selalu diiringi hujan?
Di Indonesia sendiri, menjelang atau saat perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada bulan Januari hingga Februari, biasanya juga memiliki curah hujan tinggi.
Namun sebetulnya, apa penjelasan ilmiah yang menyebabkan turunnya hujan jelang Tahun Baru Imlek?
Secara ilmiah, rupanya periode Imlek yang terjadi antara bulan Januari dan Februari memang bersamaan dengan bulan-bulan puncak musim hujan.
Baca Juga : Super Mewah! Intip Rumah Arie Untung yang Konon Tak Akan Dihuni 8 Bulan ke Depan!
Sehingga, Imlek kerap identik dengan turunnya hujan.
Hal ini terjadi karena penghitungan hari dalam Imlek merupakan gabungan berdasarkan fase bulan mengelilingi bumi dengan bumi mengelilingi matahari (lunisolar).
Itulah sebabnya hari dalam tahun Imlek tidak sama dengan kalender Masehi ataupun Hijriah, tidak tepat pada 1 Januari.
Kalau kita telusuri lagi sejarahnya, Imlek sendiri merupakan awal hari musim semi yang dirayakan oleh leluhur orang Tionghoa di Cina atau Tiongkok.
Dilansir dari Wartakota yang mengutip Tribun Jateng, Ketua Yayasan Klenteng Kebun Jeruk TITD Low Lie Bio Indra Satya Hadinata mengungkapkan, nenek moyang orang Tionghoa kerap bermata pencaharian petani dan mengandalkan penghidupan mereka dari bercocok tanam.
Tahun Baru Imlek ini biasa menandakan dimulainya musim semi.
Baca Juga : Sebelum Kecelakaan, Putri Diana Tulis Surat Jika Dirinya Diancam oleh Suaminya Sendiri
"Di Tiongkok yang kala itu mayoritas penduduknya hidup bertani, maka perayaan Imlek adalah perayaan musim semi," katanya.
Musim semi membawa kabar gembira dan pengharapan bagi petani.
Para petani itu dapat memulai kegiatan bercocok tanam setelah berlalunya musim dingin yang menyebabkan aktivitas bekerja mereka terhenti.
Baca Juga : Ingin Ratna Sarumpaet Bebas, Atiqah Hasiholan: Ibu Saya Tak Sebarkan Kebohongan ke Publik
Meski orang Tionghoa kini banyak yang berprofesi di luar petani, mereka tetap melanggengkan tradisi.
Indra mempercayai, hujan sebagaimana air, selalu mendatangkan rizki.
"Air merupakan salah satu sumber kehidupan. Maka waktu tahun baru Imlek sering bersamaan dengan turunnya hujan karena dipercaya membawa rezeki bagi orang Tionghoa," katanya. (*)
Source | : | Wartakota |
Penulis | : | Jeanett Verica |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR