Selain itu, ada benturan ranah domestik dengan ranah publik atau politik yang membuat kita lebih sulit saat ingin berkontribusi sebagai penyelenggara pemilu.
Titi juga mengungkapkan adanya masalah struktural di Bawaslu dan KPU dalam melakukan rekrutmen.
"Gimana kemudian kelembagaan penyelenggara pemilu dalam lakukan rekrutmen punya keterbatasan dalam sosialisasikan proses rekrutmen itu sendiri," ujarnya.
Baca Juga : Begini Cara Tepat Pilih Parfum Mobil agar Tak Berbahaya Bagi Kesehatan
Ia menambahkan, ada standar ketat dari tim seleksi karena mereka masih melihat kapasitas, seperti pengetahuan soal pemilu hingga partai politik tak bisa ditawar.
Sehingga perempuan harus didesak untuk memiliki kapasitas yang sama.
"Sementara dalam pandangan kami, perempuan itu bisa diafirmasi atau mendapat tindakan khusus sementara, untuk mengejar ketertinggalan mereka di lembaga penyelenggara pemilu nanti," kata dia.
Baca Juga : Ingin Miliki Bentuk Tubuh Ideal? Yuk Ikuti 3 Langkah Sederhana Ini!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR