NOVA.id – Sebuah terobosan baru di dunia medis mengungkapkan bahwa telah ditemukan obat untuk infeksi Human Papillomavirus (HPV) penyebab kanker.
HPV sendiri merupakan virus umum yang bisa ada pada setiap orang dan mudah menular. Ada sekitar 130 tipe HPV dan 4 di antaranya paling sering menginfeksi manusia, yakni tipe 6, tipe 11, tipe 16, dan tipe 18.
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis kanker yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan tipe 18.
Baca Juga : Disebut Mbak You Kecantikannya Tarik Rezeki, Tetangga Ungkap Penampilan Syahrini Sejak SMA
Walau begitu, HPV tak hanya menyebabkan kanker serviks saja, ada kanker vulva, kanker anal, kanker orofaring, dan kanker penis yang juga bisa disebabkan oleh HPV.
Virus yang satu ini terbilang silent killer karena ketika HPV masuk ke tubuh manusia, tidak ada gejala apapun yang muncul dan baru tersadar ketika sudah terjadi masalah kesehatan serius.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, penularan HPV sebenarnya bisa dicegah.
Sudah ada vaksin yang terbukti mencegah HPV dan tentunya sekaligus mencegah kanker serviks hingga kutil kelamin.
Baca Juga : Dijodohkan dengan Ifan Seventeen, Juliana Moechtar Ungkap Kebenaran Hubungan Mereka
Vaksin sudah bisa diberikan kepada anak sejak berusia 10 tahun.
Usia anak atau remaja dinilai paling efektif mendapat vaksin HPV untuk mendapat perlindungan seumur hidup dari ancaman kanker serviks, kanker anal, hingga kutil kelamin.
Jika sudah melewati usia anak, tak perlu khawatir. Sebuah studi mengungkap vaksin HPV masih bisa diberikan sampai usia 55 tahun.
Walau dapat dicegah, namun belum ada obat yang mampu memberantas HPV jika sudah terkena virus tersebut.
Baca Juga : Tergolek di Rumah Sakit, Tangis Ani Yudhoyono Pecah saat Peluk Cucunya
Kini, setelah 20 tahun bekerja di dunia kesehatan, Dr. Eva Ramon Gallegos dan timnya telah menemukan obat untuk infeksi HPV.
Pengobatan ini dilakukan dengan menggunakan pengobatan non-invasif yang disebut terapi fotodinamik yang menggunakan obat yang dikenal sebagai “fotosensitiser”. Cahaya dari panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa obat.
Ketika fotosensitiser terkena panjang gelombang cahaya tertentu, mereka melepaskan bentuk oksigen reaktif yang merusak DNA dalam sel-sel di dekatnya.
Baca Juga : Menyentuh Hati! Di Balik Jeruji Besi Ahmad Dhani Tulis Surat untuk Sang Bunda, Ini Isinya
Sementara HPV menjadi penyebab utama kanker serviks, ada juga kasus HPV-negatif. Setidaknya ada 57 persen pada perempuan yang menderita kanker, tetapi tidak memiliki infeksi HPV.
Walau begitu, para peneliti dari Institut Politeknik Nasional Meksiko berhasil menyembuhkan 29 pasien infeksi HPV dan ini menjadi langkah awal yang baik untuk mengurangi angka penderita kanker serviks.(*)
KOMENTAR