NOVA.id – Tak sedikit dari pakar cinta yang mengatakan bahwa orang yang sekali berselingkuh, selamanya akan menjadi tukang selingkuh.
Pun ketika si dia telah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, tetapi dalam beberapa kasus, pasangan yang telah berselingkuh bisa melakukan hal tersebut lagi.
Apakah Sahabat NOVA pernah bertanya-tanya mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Baca Juga : Diduga Mengidap HIV/AIDS, Nasib 14 Siswa SD yang Ditolak hingga Dikeluarkan dari Sekolahan
Seperti NOVA.id lansir dari Kompas.com, menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Nature Neuroscience, hal ini ada hubungannya dengan bagaimana tanggapan otak dan perasaan manusia terhadap tindakan berbohong.
Untuk mendeteksi hal ini, para peneliti di University College meminta para partisipan untuk membantu pasangan mereka menebak isi koin dalam gambar sebuah kaleng yang diburamkan.
Akan tetapi, bila tebakan pasangan tersebut melebihi jumlah koin yang ada, partisipan akan mendapatkan hadiah uang.
Baca Juga : Salmafina Sunan Beri Kabar akan Lepas Hijab, Begini Penampilan Baru Mantan Istri Taqy Malik
Alhasil, para partisipan pun berbohong dan melebih-lebihkan isi kaleng tersebut.
Para peneliti kemudian mengamati amygdala, bagian dari otak yang mengatur emosi, selama partisipan berbohong.
Ternyata, semakin sering partisipan berbohong, reaksi amygdala semakin menurun yang berarti rasa penyesalan juga semakin berkurang.
Hal ini sama dengan ketika pasangan Anda berbohong mengenai ke mana dia pergi dan siapa yang dia temui.
Baca Juga : Rehabilitasi Narkoba, Krisdayanti Mondok di Pesantren Tengah Hutan: Anang Tak Pernah Pergi dari Sisiku
Penulis studi tersebut dan peneliti dari Princeton Neuroscience Institute, Neil Garrett, mengatakan, mungkin pada saat pertama kali Anda selingkuh, Anda merasa tidak enak dan bersalah.
Namun, di kali berikutnya, rasa bersalah berkurang dan perselingkuhan menjadi lebih besar.
Perselingkuhan tak hanya membuat sakit hati dan retak hubungan saja, tetapi juga bisa membuat Mr. P patah.
Patah penis merupakan luka yang terjadi saat Mr. P ereksi. Sebenarnya tidak ada tulang di Mr. P.
Baca Juga : Berlinang Air Mata, Reaksi Anang Hermansyah Histeris Pergoki Krisdayanti Nikmati Narkoba
Jadi, patah di sini merujuk ke robeknya atau tercabiknya membran serabut yang disebut tunica albuginea.
Membran ini mengelilingi jaringan spon yang berada di bagian tengah Mr. P.
“Patahan” diikuti oleh pendarahan, pembengkakan, dan hilangnya ereksi.
Mengapa bisa sampai "patah"?
Menurut Dr. Andrew Kramer dari Pusat Medis Universitas Maryland, AS, selingkuh dan hubungan seks yang dilakukan di lingkungan yang tak biasa bisa jadi meningkatkan risiko tersebut.
Dikarenakan memiliki hubungan percintaan tertutup dengan orang lain, membuat mereka -- responden laki-laki yang alami Mr P patah melakukan hubungan seks di tempat tak umum, seperti di toilet dan di tempat kerja.
Baca Juga : Video Detik-Detik Ledakan di Parkir Timur Senayan saat Debat Capres 2019 Terekam CCTV, Begini Kejadiannya
Dalam kondisi tersebut, mereka akan melakukan hubungan intim secara tergesa-gesa dan dalam posisi yang tidak umum pula. Inilah yang menyebabkan Mr P patah.
Penelitian Kramer ini mengamati 16 kasus patah penis yang “direparasi” di RS Universitas Maryland antara tahun 2004 dan 2011.
Separuh dari pasien itu memiliki affair. Kebanyakan mereka melakukan hubungan seks di tempat yang tak lazim, seperti kamar mandi kantor, mobil, atau tangga darurat.
Hanya tiga pasien yang melakukan ML dengan istri mereka di tempat tidur.
Hal lain yang harus diperhatikan, hubungan seks adalah mirip berolahraga, yang berisiko terluka.
“Oleh karena itu, jika melakukan ‘akrobat seks’, melakukan hubungan seks dengan posisi yang tak umum atau aneh, berhati-hatilah.
Baca Juga : Siapa Bilang Jatuh Cinta Pakai Hati? Studi Ini Ungkap Kenyataan Sebenarnya!
Jika tidak berhati-hati, bisa terkena patah penis,” nasihat Kramer yang menerbitkan penelitiannya itu di Journal of Sexual Medicine.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Alsabrina |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR