NOVA.id - Fashion di Indonesia sekarang sudah semakin ramai seiring banyak brand dan desainer baru bermunculan.
Tapi di balik gegap gempita dunia fashion di Indonesia, ternyata ada sejumlah kesulitan yang dirasakan oleh para desainer.
Salah satunya kesulitan dalam membuat produk yang sama secara berulang.
Baca Juga : Tak Bekerja, Augie Fantinus Jual Sepatnya Demi Nafkahi Keluarga
Alasannya, karena ketersediaan bahan yang terbatas.
Lalu, ada pula masalah akses untuk mendapatkan bahan berkualitas yang dapat digunakan sebagai bahan baku serta adanya permintaan minimum order.
Kesulitan-kesulitan inilah yang mendorong perusahaan tekstil Lucky Print Abadi mendirikan Lucky Design Studio.
Baca Juga : Tabloid NOVA Terbaru: Sejak Jadi Bapak, Chicco Jerikho Mengaku Lebih Berantakan, Kenapa?
Studio ini terdiri dari para desainer kreatif yang mengikuti perkembangan tren tekstil dan fashion Asia, Eropa, maupun Amerika.
Divisi ini setiap tahun mengeluarkan 2 kali Trend Fabric Forecast (Spring Summer dan Fall Winter).
Supaya mudah dinikmati masyarakat luas, tren ini lalu diimplementasikan melalui fashion show.
Bila tahun 2018 lalu perusahaan tekstil ini berkolaborasi dengan desainer Danjyo Hyoji, tahun ini dipilihlah desainer Phangsanny, dengan tema Equilibre (keseimbangan-keharmonisan).
Sebuah tema yang akan mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan, keselarasan, dan keharmonisan antara teknologi dan alam.
Salah satu tema yang diusung oleh Phangsanny adalah Terbuai.
Baca Juga : Ingin Punya Investasi Lewat Tas Branded? Begini Cara Merawat Barang Ini agar Tetap Mahal!
Pada karya ini, Phangsanny menggunakan kain katun produk Lucky Print Abadi, yang di-print dengan motif tenun ikat Sumba.
Busananya pun terlihat ciamik!
Made Mardiani Kardha
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR