NOVA.id - Sampai hari ini, isu kesetaraan gender di Indonesia memang masih perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak, terutama di industri bisnis.
Sudah bukan rahasia lagi, jika budaya partiarki di Indonesia sudah mendarah daging hingga membuat kita sebagai perempuan sering mendapatkan perilaku diskriminatif.
Terutama di bidang pekerjaan, di mana masih banyak terjadi gender gap di perusahaan dan pemerintahan antara laki-laki dan perempuan.
Baca Juga : CATAHU 2018 Dirilis, Komnas Perempuan: Sudah Semakin Banyak Perempuan Buka Suara Terkait Kasus Kekerasan
Di budaya partiarki, hal ini (gender gap) biasanya dianggap lumrah karena kita sebagai perempuan dianggap melangkahi hak laki-laki dalam mencari nafkah.
Padahal, tak ada pekerjaan khusus untuk satu gender saja dan kita memiliki hak untuk bekerja serta mengambil segala kesempatan yang ada untuk meraih impian.
"Tidak ada pekerjaan khusus untuk laki-laki, sehingga seharusnya perempuan tetap lanjutkan mimpinya untuk meraih pekerjaan impian dan pendidikan tinggi," jelas Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani.
Baca Juga : Akui Dekat dengan Gisel, Wijin Berkeinginan Menikah di Bulan September
Menurut Sri Mulyani, dengan tetap mengejar impian kita dengan pekerjaan yang diinginkan itu, justru akan membuka jalan bagi para sahabat kita dalam menggapai mimpi yang diinginkan.
Sebab, memang kesetaraan gender di semua perusahaan, baik swasta maupun pemerintahan diperlukan untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Beberapa penelitian yang dilakukan United Nation Women menunjukkan jika kesetaraan gender dan pemberdayaan gender merupakan penggerak yang kuat dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga : Belum Setahun Menikah, Baim Wong Sebut Paula Verhoeven Tak Seperti Dulu
Akan tetapi, rintangan bagi kita sering kali berkaitan dengan norma sosial yang berlaku di Indonesia.
"Ekonomi berkembang ketika ada lebih banyak perempuan yang berpartisipasi dalam ketenagakerjaan."
"Mendukung norma positif dan inklusif yang memastikan adanya lingkungan pendukung bagi perempuan merupakan hal penting untuk dilakukan," jelas Sabine Machl, perwakilan dari United Nation Women.
Lihat postingan ini di Instagram
Karena, masih banyak ketimpangan gender di lapangan pekerjaan, membuat PBB pun menghadirkan Ring The Bell yang diupayakan untuk menerapkan prinsip-prinsip Pemberdayaan Perempuan.
Sri Mulyani pun didapuk untuk membunyikan lonceng tersebut sebagai tanda jika Indonesia siap akan perubahan terutama kesetaraan gender di dunia bisnis.
Dengan begitu, indeks kebahagiaan Indonesia akan maju, bahkan sejajar dengan negara lainnya.
Siap berpartisipasi?(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR