NOVA.id - Video pembantaian di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru oleh penembak misterius merebak di media sosial.
Terlihat dalam video tersebut seorang penembak dengan sengaja merekam saat menembaki jemaah yang tengah melakukan shalat Jumat.
Dua korban di antaranya dari insiden tersebut diketahui merupakan WNI.
Baca Juga : Yuk, Ikuti #DoItWithOats Competition dan Menangkan Hadiah Jalan-Jalan ke Bangkok
Melansir dari Tribunnews, begini penjelasan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya.
"Kami mendapat informasi itu saat istrinya mengabarkan kepada kami," ungkap Tantowi Yahya.
Nahas, kondisi terkini dua WNI yang ternyata seorang ayah dan seorang anak laki-laki ini tengah terbaring kritis di ICU rumah sakit setempat.
Baca Juga : Oats Sebagai Solusi Praktis Untukmu yang Sering Skip Sarapan!
"Informasi dari istrinya kondisinya kritis dan kini sedang mendapatkan perawatan di Chirstchurch, Selandia Baru.
Namanya masih kami rahasiakan untuk privasi.
Mereka baru saha pindah ke Selandia Baru dan tinggal di Kota Christchurch, sejak 15 Januari lalu," imbuh Tantowi Yahya menjelaskan.
Baca Juga : Menyentuh Hati, Reino Barack akan Cari Syahrini Meski di Kehidupan Lain bak Tak Mau Terpisah!
Tantowi Yahya juga menerangkan bahwa pihaknya hingga kini masih mengorek informasi lebih dalam.
"Kami belum mendapat informasi lengkap, pekerjaannya di sini.
Sampai saat ini kami masih mencari informasi lebih lanjut pasca penembakan brutal itu," pungkasnya.
Baca Juga : Blak-blakan, Gisella Anastasia Sudah Berani Sebut Wijin Pawang Hati
Baca Juga : Seharga Rp5 Miliar, Siger Pernikahan Syahrini Miliki Arti Khusus
Pada sisi lain, pihak kepolisian Selandia Baru meminta agar warganet tidak melakukan penyebaran video penembakan brutal ini.
"Kami benar-benar mendesak untuk tidak melakukan penyebaran video pembataian.
Kami saat ini sedang berusaha menghapus rekaman-rekaman (take down) tersebut," ujar polisi setempat seperti yang dikutip dari Kompas.com. (*)
Source | : | tribunnews,kompas |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR