NOVA.id - Siapa sih yang tak kenal dengan Andrea Hirata?
Penulis novel ini melambung namanya melalui novel bestseller Tetralogi Laskar Pelangi.
Ya, sejak saat itu karier Andrea Hirata sebagai penulis mulai menanjak.
Bahkan kini novel yang telah di filmkan tersebut sudah beberapa kali dialihbahasakan di berbagai negara.
Rupanya meraup untung dari dunia perfilman tak membuatnya berbuta diri, Andrea Hirata tak pernah mengejar materi dari karya-karyanya.
Baca Juga : Jelang Musim Liburan, Begini Cara Atur Bujet agar Tidak Membengkak ala Travel Blogger
Bahkan ia mengaku belakangan banyak tawaran dari production house (PH) yang mengajaknya kerjasama untuk memfilmkan novelnya.
"Saya sering belakangan mendapatkan tawaran buat difilmkan. Rame banget. Tapi saya akan berpikir dua tiga kali untuk memfilmkan," ungkap Andrea Hirata saat merilis novel terbarunya berjudul Orang-Orang Biasa di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (28/03).
Namun tawaran tersebut tak serta merta langsung diambilnya, ia juga rela menolak miliaran rupiah dan mempertahankan novelnya tetap orisinil.
Baca Juga : Shakira dan Denada Rilis Lagu Duet, Luna Maya: Lagu Ini Sangat Menyentuh
"To be honest novel-novel ini ditawar miliaran rupiah. Tapi saya tidak mau. Bukannya saya nggak perlu uang. Tapi pengin punya karya yang bagus," jelasnya.
Menurut pria kelahiran Belitong ini, saat ini ia merasa cukup untuk membuat novelnya menjadi film, setelah terakhir Edensor difilmkan.
"Banyak (tawaran dari PH) tapi belum ada yang pas. Saya rasa cukup dululah di filmkan. Sementara ini belum tertarik memfilmkan," jelasnya.
Baca Juga : Denny Darko Khawatir Reino Barack akan Stress Nikahi Syahrini hingga Terancam Pisah
Lebih lanjut, selain Laskar Pelangi, ia juga menulis buku yang tak kalah menarik seperti Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), Maryamah Karpov, Padang Bulan (2010), Cinta di Dalam Gelas (2010), Sebelas Patriot (2011), Laskar Pelangi Song Book (2012), Ayah (2015), Sirkus Pohon (2017) hingga novel terbarunya berjudul Orang-Orang Biasa (2019). (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR