NOVA.id – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019, segala kisruh telah terjadi untuk menetapkan ketentuan hati.
Terlebih bagi perempuan yang memiliki hak suara lebih banyak ketimbang laki-laki.
Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih perempuan tahun ini sebesar 92.929.422, lebih banyak 126.000 dibanding pemilih pria.
Baca Juga : Mengenal Gangguan Kejiwaan Bipolar yang Tak Mudah Dikenali Para Ahli
Karenanya, Hendri Satrio, pakar komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Jakarta, mengingatkan kita, bahwa: pemilu penting buat semua orang, apalagi perempuan.
Karena pada pemilu ini kita memilih presiden dan wakil rakyat yang akan menentukan jalannya pemerintahan ke depan.
Merekalah yang akan menentukan bagaimana negara ini akan dikelola dengan baik, atau malah sebaliknya.
Baca Juga : Viral Luna Maya Nyanyi Sang Penggoda, Tata Janeeta: Gak Boleh Nangis!
Dan ini yang paling penting buat kita.
“Jika dia jadi pemilih, maka dia harus memastikan memilih pemimpin dan wakil rakyat yang mampu memperjuangkan hak perempuan dan kesetaraan gender.”
“Memilih mereka yang bisa membuat kebijakan yang sensitif gender, sesuai dengan kebutuhan perempuan.
Jika dia terlibat dalam politik, inilah saatnya berjuang masuk dalam sistem, agar bisa melahirkan kebijakan yang berbasiskan pengalaman dan kebutuhan perempuan,” jelas Hendri.
Baca Juga : Ayu Dewi Beri Kejutan Hamil Anak Ketiga, Regi Datau Beri Tanggapan Datar: Ya Nggak Juga, Namanya Suami Istri
Karena, hasil pemilu nanti bukan sekadar urusan gas 3 kg, telor ayam, atau urusan lainnya untuk dinikmati hari ini atau besok.
Tapi, sebagai perempuan, apalagi sebagai ibu tentu kita cukup cerdas untuk terlibat langsung di pesta demokrasi ini.
Ikut menentukan dan memastikan kehidupan kita sekeluarga bakal lebih baik di hari-hari mendatang.
Kalau pun masih tidak yakin, apalagi masih bingung dengan pilihan, mungkin pesan dari—konon—seorang budayawan dan tokoh kemanusiaan terkenal itu bisa dicamkan. Katanya, “Pemilu bukan untuk memilih yang terbaik, tapi untuk mencegah yang terburuk berkuasa."
Setuju?(*)
Untuk informasi seputar Pemilu bisa Sahabat NOVA lihat di laman Tabloid NOVA terbaru edisi 1623.
Muhamad Yunus
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR