NOVA.id - Peristiwa ini seharusnya bisa menjadi peringatan untuk orang tua agar memperhatikan makanan yang akan diberikan pada anak-anak kita.
Seorang bocah yang baru akan menginjak usia 2 tahun, Neihana Renata harus mengalami kelumpuhan selama hidupnya.
Dia mengalami serangan jantung selama 30 menit, karena otaknya kekurangan oksigen dan membuatnya mengalami celebral palsy yang parah.
Baca Juga : Mengira Anak Mahfud MD Orang Tidak Mampu, Begini Reaksi Sang Dosen Saat Ketahui Kebenarannya
Hal ini dikarenakan dia tersedak apel yang disediakan di tempat penitipan anak.
Pusat penitipan anak, yang ada di Pulau Utara Selandia Baru di mana Neihana berada menyediakan apel yang dikupas dan iris kepada anak-anak.
Tetapi guru yang ada di sana menyadari bahwa Neihana mulai cemas karena tersedak.
Baca Juga : Pergoki ART Makan di Meja Sedangkan Anang di Lantai, Ashanty Beri Sindiran Tak Terduga
View this post on Instagram#5MenitAja sebelum tidur ala @anggayunandareal16 Kalau kamu ngapain nih biasa sebelum tidur? ????
Mereka pun mulai membantu Neihana mengeluarkan buah yang ada di tenggorokannya.
Seorang guru membantu Neihana memberikan napas buatan, tetapi kemudian bocah tersebut malah muntah darah.
Dia kemudian jatuh pingsan dan kulitnya berubah warna dan membuat staff meminta pertolongan dengan memanggil ambulans.
Baca Juga : Segera Menikah, Muzdalifah Justru Menangis Khawatirkan Kondisi Anaknya, Kenapa?
Balita tersebut dibawa ke rumah sakit dan dirawat intensif selama dua minggu, dan di ruang perawatan biasa selama dua bulan.
Tak disangka peristiwa tersebut membuat anak itu bernasib malang karena kerusakan otak yang disebabkan oleh suplai oksigen yang terputus ke otaknya.
Dokter mengatakan bahwa Neihana sebelumnya adalah anak yang sehat dan aktif, perkembangannya baik sesuai usianya.
Baca Juga : Suami Dikabarkan Naksir Rossa Meldianti, Dewi Perssik: Memang Doyan Fitnah!
Akhirnya Dr. Sarah Alexander dari ChildForum Early Childhood Education National Network meminta Kementerian Pendidikan Selandia Baru untuk memperketat peraturan baru seputar keamanan pangan dan pelatihan pertolongan pertama.
Kejadian ini patutnya menjadi contoh untuk Sahabat NOVA, agar tak sembarangan memberikan makanan pada anak-anak, terutama balita. (*)
KOMENTAR