"Zahwa ini kan ikut komunitas Kombas, ada beberapa pembatik lainnya yang difabel. Kebetulan pemerintah Kota Bekasi sangat mendukung, respon pasarnya juga bagus. Sejauh ini cukup laris. Ada yang pesan sampai ribuan lembar," tambah Sri Sunarti, Pengurus Kombas yang juga guru membatik Zahwa dan sejumlah difabel lain di komunitas tersebut.
Menurutnya, sebelum mahir membatik seperti sekarang ini, Zahwa sempat menggeluti pelatihan membatik selama beberapa bulan.
Dirinya membebaskan Zahwa membuat motif sesuai inisiatifnya sendiri.
Baca Juga : Hasil Survei: Perempuan Lebih Banyak Melakukan Orgasme Palsu agar Perasaan Pasangan Tak Terluka
Beberapa motif anyar bisa dikreasikan Zahwa dari pakem-pakem motif batik khas Bekasi.
Zahwa sendiri satu dari sekian banyak pembatik difabel yang berkarya di Kombas.
Batik-batik goresan tangan anak-anak muda ini ditampung dalam koperasi dan dipasarkan secara komunal baik secara online maupun penjualan langsung di toko yang sekaligus jadi workshop yang berada di salah satu ruko di Bekasi Town Square.
Baca Juga : Tanya Jawab Psikologi NOVA: Aku Menikmati Bertengkar dengan Pasanganku
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR