Cara ini dilakukan untuk menyamarkan mereka agar tidak terlihat sudah memasuki usia matang, tujuan lebih lanjutnya adalah untuk menghindarkan anak mereka dari ancaman tindak kekerasan seksual.
Saat masa pertumbuhan, anak-anak berusia delapan hingga 12 tahun dinilai terlalu rentan terhadap laki-laki di sekitarnya, meski usianya sangat muda, tetapi bentuk fisik mereka tampak sudah dewasa.
Bagi orang tua, terutama para ibu, hal ini dilakukan agar para putrinya tidak kehilangan kesempatan untuk bersekolah dan bekerja.
Baca Juga : Wisuda, Ini Potret Putri Semata Wayang Ifan Seventeen yang Warisi Kecantikan Sang Mantan Istri
Perlu diketahui bahwa di Kamerun, kehamilan pranikah dapat membuat mereka putus sekolah akibat kehamilan di usia yang masih muda, sekitar 65 persen perempuan yang hamil di usia muda tidak lagi melanjutkan sekolah.
Melansir Face2Face Afrika, berdasarkan laporan UNICEF, 38 persen anak-anak di Kamerun menikah di usia 18 tahun. Seperempat dari anak yang sudah menikah ini sudah menjadi seorang ibu, dan 20 persen dari mereka putus sekolah setelah hamil.
Praktik ini pertama kali dijelaskan lebih dari 10 tahun yang lalu kepada komunitas internasional, tetapi asal-usulnya masih belum diketahui.
Baca Juga : 16 Tahun Menikah Beda Keyakinan, Ari Sihasale Tak Pernah Absen Temani Nia Zulkarnaen Sahur
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR