NOVA.id - Bagi umat Muslim, puasa di bulan Ramadan adalah salah satu ibadah wajib yang harus dilakukan.
Termasuk mereka yang memiliki penyakit diabetes tipe 2.
Namun di sisi lain, berpuasa merupakan kegiatan menantang bagi penderita diabetes tipe 2 karena mereka harus merubah pola makan dengan tetap mengontrol kadar gula darah, serta menggunakan insulin secara cepat.
Baca Juga : Sudah Bahagia dengan Fadel Islami, Muzdalifah Dulu Sempat Tak Mau Cerai dengan Nassar
Biasanya, tantangan dan risiko yang dihadapi penderita diabetes tipe 2 saat berpuasa yakni memburuknya kendali gula darah, hipoglikemia, dan risiko dehidrasi.
Ketika menahan lapar dan haus saat berpuasa, mereka memiliki risiko terjadinya hipoglikemia.
Sementara saat berbuka puasa mereka akan terpapar risiko meningkatnya kadar gula darah.
Baca Juga : Memutuskan Berhijab, Cut Meyriska Ternyata Sempat Alami Keraguan
Selain itu puasa Ramadan dapat berpengaruh terhadap penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh.
Seperti bertambahnya jaringan lemak bertambah dan berkurangnya jumlah massa otot yang mempengaruhi penurunan jumlah dan sensitvitas insulin.
Lalu bagaimana menyiasatinya?
Baca Juga : Beberkan Kebiasaan Ani Yudhoyono saat akan Berbuka Puasa, Annisa Pohan Minta Maaf Selalu Merepotkan
Dikatakan Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FINA, seorang Dokter Penyakit Dalam, penderita diabetes tipe 2 boleh sja berpuasa tetapi juga harus paham tantangan dan risiko yang dihadapi.
"Pasien diabetes tipe 2 diminta untuk tidak terlalu mengubah drastis pola makan.
Disarankan pula untuk mendapatkan asupan karbohidrat kompleks saat sahur dan karbohidrat sederhana saat berbuka," terang Dr. dr. Sidartawan Soegondo.
Baca Juga : Ajak Masyarakat Berbagi Kebaikan, Lewat Program Lazada Berkah untuk Semua
Bukan hanya itu, penderita diabetes 2 juga perlu memperhatikan asupannya.
Seperti makanan siap saji, gorengan, serta makanan dan minuman bergula.
Mereka juga harus selalu mematuhi pada kalori yang boleh dikonsumsi.
Baca Juga : Tampil Santun dan Modern dengan Gaya Hijab Kekinian ala Selebgram Hamidah Rachmayanti
Jangan lupa, pasien juga dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter agar mengetahui solusi terbaik, baik itu dari segi pola makan dan pengobatan selama berpuasa, kata Dr. dr. Sidartawan Soegondo.
Agar tetap sehat dalam menjalankan puasa, orang yang memiliki diabetes 2 perlu memathui tatalaksana diabetes yang terangkum dalam empat pilar pengendalian diabetes.
"Empat pilar tersebut pertama adalah edukasi, pemahaman yang menyeluruh mengenai penyakit diabetes. Kedua, pengaturan makan dengan jumlah yang sudah ditentukan serta menghindari makan berlebihan dan berlemak tinggi.
Ketiga, melakukan kegiatan jasmani secara rutin yang dapat dilakukan sehari-hari misalnya berjalan kaki, menggunakan tangga, bersepeda, dan berenang. Keempat adalah terapi farmakologi yang terdiri dari obat oral dan bentuk suntikan," jelasnya lagi.
Dikatakan jika tujuan tatalaksana pasien ini merupakan cara untuk menurunkan kadar glukosa darah menjadi normal atau mendekati normal sehingga mencegah terjadinya komplikasi pada pasien.
Untuk membantu para pasien tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa, Novo Nordisk berkomitmen untuk mendorong perubahan mengatasi penyakit diabetes.
Baca Juga : Dari Blazer hingga Abaya, Ini 3 Model Baju Sarimbit ala Artis yang Cocok untuk Lebaran
"Di Indonesia, Novo Nordisk berkomitmen untuk mendorong perubahan untuk mengatasi penyakit diabetes.
Kami memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengelola diabetes selama bulan puasa, dengan berbagi pengetahuan mengenai bagaimana pasien-pasien tersebut bisa menjalankan puasa dengan tetap mengontrol gula darah," jelas Banarsono Trimandojo, Direktur Market Access & Public Affairs PT Novo Nordisk Indonesia.
Sebelumnya, Novo Nordisk juga telah bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Asosiasi Endokrinologi Indonesia (PERKENI), dan media menghadirkan kampanye “Diabetes dan Ramadan” untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mengelola diabetes selama bulan puasa untuk menghindari komplikasi.
Baca Juga : Keren, Indonesia akan Jadi Pusat Fashion Muslim Dunia di 2024!
Edukasi mengenai tata cara berpuasa untuk pasien diabetes tipe 2 sangat penting khususnya untuk mereka yang hidup di perkotaan, terutama dengan adanya penelitian Riskesdas 2018 yang menunjukkan bahwa DKI Jakarta kini menempati peringkat pertama sebagai kota dengan prevalensi diabetes melitus tertinggi di Indonesia.
Oleh karena itu, Pemerintah menetapkan empat pilar pengendalian diabetes sebagai usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, dengan berhenti merokok, perbanyak konsumsi sayur dan buah, rutin olahraga, serta memeriksakan kesehatan darah secara rutin di fasilitas kesehatan, kata dr. Dwi Oktavia T.L. Handayani, M. Epid, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Baca Juga : Ikut Rayakan Hari Ibu Internasional, Shakira Buat Sendiri Kado Spesial untuk Denada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah menandatangi MOU Cities Changing Diabetes (CCD) yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Denmark dan Novo Nordisk Indonesia untuk menekan pertumbuhan prevalensi diabetes.
Program ini memiliki tiga elemen yang saling berkaitan, yaitu memetakan masalah diabetes, mendorong tindakan nyata dan membagikan pengalaman dari solusi nyata yang sudah berhasil dilakukan untuk memberikan inspirasi bagi kota-kota lain di seluruh dunia. (*)
KOMENTAR