NOVA.id - Biasanya rasa kenyang bisa membuat kita menjadi malas.
Hal inilah yang membuat kita ingin segera merebahkan tubuh di atas sofa maupun kasur.
Di bulan Ramadan ini, hal tersebut terkadang ingin dilakukan di waktu berbuka dan juga sahur.
Baca Juga: Nyaman dan Aman Naik Motor, Jangan Lupa Pastikan 3 Hal Ini
Banyak yang mengatakan jika merebahkan tubuh atau bahkan tidur segera setelah makan bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang drastis.
Menurut Massachusetts Institute of Technology, sebenarnya tidur setelah makan tak membuat gemuk, namun tetap ada alasan mengapa kebiasaan tersebut buruk bagi kesehatan.
Dikatakan Dr. Hardianto Setiawan Ong, Sp.PD-KGEH, FINASIM., spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterologi dan hepatologi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta menjelaskan bahwa kerja sistem pencernaan dalam kondisi perut yang penuh setelah terisi makanan akan terhambat ketika kita merebahkan tubuh atau bahkan tidur.
Baca Juga: Gaya Beli Last Minute Masih Diminati Masyarakat Indonesia untuk Lebaran 2019
“Saat kenyang, makanan dari lambung bisa naik lagi ke tenggorokan lalu menimbulkan sensasi terbakar atau refluks asam,” jelasnya pada NOVA.id.
Refluks asam atau juga disebut dengan gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup sepanjang jalan, sehingga menimbulkan sensasi terbakar karena asam lambung juga makanan kembali ke tenggorokan.
Tak hanya menyebabkan refluks asam atau GERD, kebiasaan tidur setelah makan bisa menyebabkan beberapa gangguan kesehatan lain, seperti yang dikutip dari LiveStrong.
Baca Juga: Kompak Unggah Video yang Sama, Benarkah Cut Meyriska dan Roger Danuarta akan Menikah?
Pertama, naiknya berat badan karena tak ada kesempatan bagi kita untuk membakar kalori apabila kita langsung tidur setelah makan kenyang.
Gangguan kesehatan berikutnya adalah rasa panas di dada atau heartburn yang dipicu oleh kelebihan asam lambung sehingga menimbulkan rasa panas dari perut hingga ke dada, bahkan terkadang juga sampai ke tenggorokan.
Yang lebih parah, kebiasaan ini bisa meningkatkan risiko terkena stroke seperti yang disebutkan dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh University of Ionnina Medical School, Yunani.
Stroke bisa terjadi karena refluks asam memiliki risiko menyebabkan sleep apnea atau berhentinya pernapasan saat tidur yang meningkatkan risiko stroke.
Penyebab lainnya adalah sistem pencernaan yang bekerja keras sehingga bisa meningkatkan tekanan darah, kadar gula darah, dan mungkin saja mempengaruhi kolesterol yang meningkatkan risiko stroke.
Sahabat NOVA, yuk kurangi kebiasaan yang bisa berdampak buruk ini! (*)
KOMENTAR