NOVA.id - Sekjen Kementerian Kesehatan, Trihono menyatakan 15,8% keluarga Indonesia menderita gangguan jiwa berat.
Gangguan jiwa berat dimulai dari kondisi lemah mental yang tak tertangani.
Terkait hal itu, pahami 8 mitos dan fakta tentang lemah mental yang dilansir dari Naminh:
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
1. Mitos: Jika Lemah Mental, Harus Mengurus Diri Sendiri
Faktanya berbeda.
Beberapa masalah lemah mental, seperti depresi ringan atau kecemasan dapat diatasi dengan dukungan, bantuan diri sendiri, dan kepedulian sendiri.
Namun, jika masalah atau gejala berlanjut, seseorang harus berkonsultasi dengan psikolog atau ahli kesehatan mental yang berkualitas.
Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Beri Pesan Menyentuh untuk Putra Sambungnya yang Beranjak Dewasa
2. Mitos: Lemah Mental Adalah Salah Saya Sendiri
Faktanya lemah mental bukanlah kesalahan seseorang.
Menurut laporan Surgeon General Report's, "lemah mental mental adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan perubahan dalam berpikir, suasana hati, atau perilaku (atau beberapa kombinasi daripadanya), terkait dengan kesulitan dan/atau gangguan fungsi."
Lemah mental bukanlah kondisi memilih atau tidak memilih dan tidak ada yang perlu merasa malu dengan kondisi ini karena sama saja dengan kondisi kesehatan lainnya.
3. Mitos: Mencari Bantuan Berarti Saya Gila
Faktanya tidak ada yang harus menunda mendapatkan pengobatan untuk masalah lemah mental yang tidak membaik, sama seperti orang tidak akan menunggu untuk mengurus kondisi tubuh yang membutuhkan perawatan.
Beberapa orang khawatir bahwa orang lain akan menghindari mereka jika mereka mencari pengobatan untuk kondisi lemah mental.
Pengobatan dini dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dan mencari bantuan yang tepat adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.
Baca Juga: 10 Fakta Lee Min Ho, Aktor Tampan Korea Selatan yang Ultah Hari Ini
4. Mitos: Orang yang Lemah Mental Tidak Bisa Berhadapan dengan Orang
Faktanya, kebanyakan orang yang menderita bahkan yang paling parah dari sehat mental berhubungan dengan orang lebih sering daripada mereka yang tidak mengalaminya.
Banyak orang dengan tenang menanggung gejala lemah mental tanpa pernah menunjukkan tanda penyakit mereka kepada orang lain.
Kebanyakan orang yang lemah mental juga hidup produktif dan aktif.
Baca Juga: Kolaborasi dengan BTS, Inilah Sosok Rapper Amerika Juice WRLD yang Jadi Perbincangan
5. Mitos: Stress Sebabkan Lemah Mental
Faktanya, ini hanya sebagian benar.
Stres sesekali dapat memicu episode atau menyebabkan gejala seperti kecemasan atau depresi, tetapi ini adalah hal normal.
Ada banyak hal yang dapat berkontribusi pada lemah mental yang belum bisa dipahami.
6. Mitos: Lemah Mental Pulih dengan Pikiran Positif dan Doa
Faktanya, pemulihan mungkin terjadi ketika orang menerima penanganan yang diperlukan dan mendukung.
Spiritualitas dapat menjadi sumber penting kekuatan bagi beberapa individu juga.
Namun, tak sepenuhnya berjalan bagi setiap orang.
Baca Juga: Jajan Pecel di Banyuwangi, Gaya Simpel Yuni Shara Curi Perhatian
7. Mitos: Orang yang Lemah Mental itu Berbahaya
Faktanya, orang yang lemah mental tidak lebih berbahaya daripada seseorang yang menderita kanker atau penyakit serius lainnya.
Jadi, tidak berbahaya sama sekali.
Tak perlu takut jika hadapi orang lemah mental!
Baca Juga: Kalina Oktarani Ungkap Deddy Corbuzier Pernah Ingin Jadi Mualaf Saat Ada Almarhum Uje
8. Mitos: Orang Lemah Mental Hidup di Jalanan atau Rumah Sakit Jiwa
Faktanya, lebih dari dua pertiga orang Amerika yang memiliki lemah mental hidup bermasyarakat dan menjalani kehidupan yang produktif.
Kebanyakan orang yang membutuhkan rawat inap hanya untuk sementara waktu saja. (*)
KOMENTAR