NOVA.id - Bercinta yang berkualitas memang bisa membuat keharmonisan pasangan semakin bergelora.
Namun seringkali bercinta justru menyisakan masalah fisik, salah satunya seperti Miss V mengalami bengkak.
Untuk meminimalisir terjadinya kondisi ini, kita perlu mengetahui apa yang menjadi penyebab vagina menjadi bengkak.
Berikut ini beberapa alasannya, melansir womenshealthmag.com.
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
1. Seks yang kasar
Miss V yang membengkak biasanya terjadi karena semua aliran darah yang mengendap di sana, menurut Klinik Cleveland.
Tapi ada pula gejala lain seperti luka tipis di sekitar lubang Miss V sehingga ini pun bisa membuat vagina menjadi bengkak.
Kondisi ini terjadi akibat seks yang terlalu kasar dibanding biasanya.
"Jika ini masalahnya, Anda mungkin juga akan mengalami sedikit pendarahan dan daerah itu akan sedikit menghitam dan biru," jelas Alyssa Dweck, MD, seorang ob-gyn di Westchester, New York.
Untuk meringankan kondisi ini, minum obat pereda nyeri atau rendam area genital dengan air hangat sekitar 15 sampai 20 menit bisa menjadi solusi, kata Dr. Alyssa.
Baca Juga: Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-64 untuk Yamaha Indonesia, Bisa Dapat Hadiah!
2. Reaksi dari alergi
Bukan hanya bengkak, masalah lain yang ditemukan yakni Miss V yang memiliki ruam merah.
Sangat mungkin ini adalah reaksi alergi atau kepekaan terhadap suatu produk, seperti kondom lateks bahkan karena sperma.
Alergi sperma atau hipersensitivitas plasma mani adalah reaksi alergi langka terhadap protein yang ditemukan dalam sperma yang dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, nyeri, gatal, dan terbakar di area genital, menurut International Society for Sexual Medicine.
Namun lebih sering pembengkakan setelah hubungan intim diakibatkan dari sensitivitas tubuh kita atau alergi terhadap iritasi umum seperti produk spermisida, wewangian, lateks, dan obat-obatan Miss V lainnya.
Untuk mencari tahu apa yang terjadi, Dr. Alyssa merekomendasikan terlebih dulu menghilangkan salah satu barang yang kita gunakan dan perhatikan bagaimana tubuh kita meresponnya.
Baca Juga: Tahu Cewek Incaran Raffi Ahmad dan Sonny Septian Berinisial BZ, Fairuz A Rafiq: Oh, Temen Gue!
3. Bakteri Vaginosis
Kondisi ini terjadi ketika banyak bakteri tertentu di dalam Miss V kita, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Mirip seperti gejala infeksi jamur, bakteri vaginosis (BV) biasanya menyebabkan keluarnya cairan yang berwarna abu-abu, bening, dan berbau amis, kata Alyssa.
Masalah bakteri vaginosis juga bisa terjadi tanpa gejala, artinya tidak menimbulkan gejala selain pembengkakan yang sudah terlihat.
Bakteri vaginosis secara teknis dapat hilang tanpa perawatan apa pun, jelas CDC.
Tapi jika kita mengalami salah satu dari gejala di atas, periksalah ke dokter.
4. Kekeringan vagina
Berhubungan seks ketika vagina kering juga akan menimbulkan pembengkakan dan merah.
Masalahnya mungkin akibat pemanasan yang tidak cukup, tetapi kadar estrogen yang rendah karena menopause, perimenopause, laktasi , atau kontrol kelahiran juga dapat menyebabkan kekeringan atau atrofi vagina.
Atrofi vagina atau kering pada Miss V kondisi di mana terjadinya penipisan, pengerinagn, dan radang dinding vagina, kata Dr. Alyssa.
Untuk mengatasinya, bawalah pelumas tambahan saat bercinta dengan suami.
Ini bermanfaat untuk tingkatkan kelembapan dan mengurangi gesekan yang menyebabkan pembengkakan.
Jika itu tidak membantu, sebaiknya kunjungi dokter.
Baca Juga: Rejuve Hadirkan 5 Varian Classic Line Baru yang Bawa Sensasi Musim Panas
5. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Penyakit IMS tertentu, menurut Dr. Alyssa menyebabkan peradangan jaringan - seperti klamidia dan trikomoniasis-yang membuat vagina membengkak.
Sementara kondisi klamidia seringkali tidak menyebabkan gejala, namun trikomoniasis adalah penyebab umum dari vulva yang memerah dan membengkak di mana bisa membuat peredaran darah setelah berhubungan intim jadi iritasi dan bau, menurut menurut American College of Obstetrics and Gynecology (ACOG).
Akan muncul pula lendir keabu-abuan atau hijau yang berbau amis.
Jika kita melihat gejala pembengkakan dan muncul cairan yang berbau setelah hubungan intim, segeralah kunjungi dokter ahlinya.
Baca Juga: Aromanya Tajam Menggugah Selera, Ini Tips Mengolah Ikan Asin!
Yuk mulai perhatikan kondisi tubuh setelah bercinta, Sahabat NOVA! (*)
KOMENTAR