NOVA.id - Bukan sembelit biasa.
Itulah penyakit yang tampaknya diderita seorang remaja dari Provinsi Zhejiang, China—diduga—akibat konsumsi bubble berlebihan.
Yup! Awalnya, remaja berusia 14 tahun ini mengalami rasa sakit di perutnya.
Baca Juga: Menikah dengan Pria Lebih Muda, Goo Hye Sun Ungkap Kehidupan Pernikahannya ke Novel
Alhasil, ia pun dilarikan ke unit gawat darurat.
Lantas setelahnya, di dalam perut dan ususnya justru ditemukan banyak boba, istilah lain bubble, menumpuk dan bersarang.
Barulah lambat laun diketahui, remaja ini memang telah meminum bubble tea berlebihan yakni selama lima hari berturut-turut.
Baca Juga: Potret Frederik Kiran, Cucu Soekarno dari Ratna Sari Dewi, Berparas Bule!
Pertanyaannya kemudian, yang tentu membuat seluruh pencinta bubble tea atau boba kalang kabut, adalah:
Benarkah bola-bola tapioka ini membawa kita pada bahaya?
Apa iya seperti yang dialami remaja tadi?
Baca Juga: Ulang Tahun ke-21, Ini Beda Perilaku Ashanty dan Krisdayanti pada Aurel
Pertama-tama, mari kita sadari bahwa akan hanya ada sedikit sekali orang-orang yang bisa menolak kenikmatan dari satu gelas bubble tea ini.
Sudahlah segar, rasanya manis, kelengkapan topping boba di dalamnya pun ikut menambah sensasi yang meningkatkan mood dan semangat.
Belum lagi ada banyak tawaran varian rasa yang berbeda dari setiap minuman asal Taiwan ini.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Amora, Anak Krisdayanti Isi Soundtrack Film lo!
Lebih dari itu, kini gerai yang menjajakan bubble tea pun sudah semakin menjamur saja jumlahnya.
Dari dalam mal hingga di pinggir jalan dekat stasiun?
Ada!
Antreannya, pun, seperti bisa diduga, jarang sekali sepinya.
Baca Juga: Tak Hanya Mental, MIss V Juga Bisa Alami Depresi dan Tertekan
Lantas dari kasus remaja di China tadi, apakah semua orang bisa mengalami hal serupa?
Dokter Juwalita Surapsari, Sp.GK., spesialis gizi dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, kemungkinan boba yang dikonsumsi menumpuk dan mengendap dalam perut maupun usus sebenarnya sangatlah kecil.
Pasalnya, boba terbuat dari bahan makanan yang mudah diserap.
Baca Juga: Aming dan Evelin Gagal Lagi, Ini Alasan Balikan Sama Mantan Bawa Bencana
“Kemungkinan itu kecil banget, karena bobanya itu dibuat dari tapioka. Tapioka ini asalnya dari singkong, tepung singkong yang isinya mayoritas karbohidrat. Nah, karbohidrat ini 80 persennya bernama amilopektin dan amilopektin ini mudah dicerna,” ujar dr. Juwalita.
Lagipula, boba mestinya telah melewati proses pembuatan yang matang hingga teksturnya menjadi lebih lunak dan lembut, sehingga mudah diserap dan tidak mengganggu sistem pencernaan.
Bagaimana kalau kurang matang?
“Kalau kurang matang, dia kan teksturnya jadi tidak selembut yang seharusnya. Kemungkinan, diprosesnya akan lama saja,” jelas dr. Juwalita.
Baca Juga: Plester Mulut Saat Tidur, Pilihan Andien Ini Ternyata Miliki Banyak Manfaat
Nah, kalau begitu tak ada yang perlu dikhawatirkan dari makan boba, dong?
Eits, tunggu dulu.
Risiko yang kecil ini mungkin saja menjelma besar seperti apa yang dialami remaja 14 tahun di China tadi, jika bahannya bertambah.
Maksudnya?
Baca Juga: Jarang Terekspos, Inilah Sosok Ayah Kandung dan Adik Tiri Yuni Shara
“Tapioka sendiri sebenarnya zat pengental yang aman," lanjut dr. Juwalita.
Tapi, ditakutkan ada campuran yang bukan bahan makanan, atau tidak diperuntukkan untuk makanan, ditambah bahan yang bisa bikin pencernaannya semakin sulit.
"Tapi itu masih dugaan, kalau isinya masih tapioka, sebenarnya enggak masalah,” pungkas dr. Juwalita.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR