NOVA.id - Mungkin tak ada perempuan yang ingin menjadi ibu tunggal, bahkan membayangkannya pun sungkan.
Namun tak ada yang tahu nasib rumah tangga yang dibina meski sudah dijaga sedemikian rupa.
Mungkin yang terlihat baik-baik saja bisa hancur seketika dan membuat perempuan trauma dengan kata rumah tangga.
Baca Juga: Akui Pernah Bingung Mengurus Anak, Mona Ratuliu Lakukan Hal Ini
Di tengah kekalutan tersebut justru komunitas Single Moms Indonesia hadir untuk saling menguatkan dan bersama-sama kembali bangkit menata keluarganya, karena keluarga bukan sebatas ibu, ayah, dan anak.
Ibu dan anak saja pun sudah dikatakan keluarga.
“Kita punya tagline rebuilding family, karena kita percaya family itu, apapun bentuknya itu tetap keluarga. Walaupun hanya ibu dan anak, berdua saja. Mereka tetap keluarga,” ungkap Maureen Hitipeuw, pendiri komunitas Single Moms Indonesia.
Komunitas SMI menjadi jawaban bagi perempuan yang masih kalut, merasa dunianya runtuh, dan belum menerima kenyataan sebagai ibu tunggal.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kita Masih Kangen Mantan Pacar Padahal Sering Disakiti dan Telah Putus Hubungan
Lewat komunitas ini, para single mom bisa berbagi cerita, berbagi pengalaman, saling memberi masukan, tanpa tendensi apa pun.
Meski sudah berdiri sejak 5 tahun lamanya, SMI memiliki beberapa kendala, salah satunya disebabkan nama komunitas yang memunculkan stigma tersendiri di kalangan masyarakat.
“Sulit mencari dukungan dari pihak luar, karena nama kita aja cukup mengandung stigma (negatif) kan, Single Moms Indonesia."
Baca Juga: Rehat Medsos, Cinta Laura Ngetwit: Poligami itu Kekerasan terhadap Perempuan
"Jadi kita mesti mengedukasi orang lain bahwa ibu tunggal itu layak dan patut didukung,” kata Maureen.
Jika dukungan lebih banyak mengalir bagi ibu tunggal, sudah pasti mereka jadi lebih kuat dan bisa membesarkan anak-anak hebat, karena ibunya kuat dan sehat.
Maureen percaya, kalau ibunya sehat, bahagia, mandiri, dan berdaya, maka masa depan anak-anak akan aman.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-21, Ini Beda Perilaku Ashanty dan Krisdayanti pada Aurel
“Itu yang harus dijelaskan. Karena komunitas kita ini bukan komunitas yang mengampanyekan perceraian,” ingat Maureen. (*)
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR