NOVA.id - Polemik susu kental manis yang selama ini salah dalam pemakaiannya memang cukup berbahaya untuk kesehatan anak.
Sebab, pemakaian susu kental manis ini menjadi salah satu penyebab tingginya kasus stunting di Indonesia.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat meminta kerjasama masyarakat dalam mengawasi penggunaan produk kental manis.
Baca Juga: Polisi Benarkan Nikita Mirzani Telah Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus KDRT
Pengawasan terhadap produk kental manis tersebut perlu melibatkan banyak pihak mengingat masih banyaknya masyarakat yang belum memahami kandungan serta kegunaan kental manis.
“Karena itu kami mohon bantuan kepada masyarakat dan juga media, kalau menemukan yang seperti itu (kental manis dikonsumsi sebagai minuman susu) , segera dilaporkan. Kita perbaiki kesalah pahaman yang berakibat pada gizi anak,” ujar Kepala Dinas Kesehatan NTB dr. Nurhandini Eka Dewi baru-baru ini.
Sebagaimana diketahui kental manis atau yang sering juga disebut susu kental manis (SKM) adalah bagian dari produk susu, namun memiliki kandungan protein dan susu yang sangat rendah.
Baca Juga: Dikabarkan Berseteru, Begini Jadinya Saat Denny Cagur Akhirnya Bertemu dengan Narji
Sementara kandungan gulanya sangat tinggi.
Sejatinya, produk ini adalah bahan tambahan dalam makanan ataupun sebagai penambah cita rasa makanan dan minuman atau topping.
Masalah timbul saat produk ini diasumsikan sebagai susu yang bergizi untuk dikonsumsi anak dan balita.
Baca Juga: Terbang ke London, Begini Potret Kedekatan Cut Keke dengan Putri Tirinya yang Baru Wisuda
Bertahun-tahun kental manis dicitrakan sebagai susu yang mengakibatkan terbentuknya persepsi di masyarakat bahwa kental manis adalah susu.
Meski sejak satu tahun yang lalu BPOM telah menyatakan kental manis dilarang dikonsumsi sebagai susu, namun masih banyak yang mengkonsumsi kental manis sebagai susu untuk gizi anak.
Sebagian karena terbiasa, sebagian karena memang tidak tahu atau tidak paham.
Baca Juga: Seulgi Red Velvet Ungkap Alasan Mengapa Idol K-Pop Selalu Pakai Masker
“Asumsinya, orang tua memberi susu dengan harapan anaknya sehat. Yang diharapkan dari susu adalah protein. Nah kandungan protein akan full kalau kadar susunya juga full. Misalnya UHT, itu susunya full.
"Tapi kalau SKM, lebih banyak gulanya dari susu, kalau SKM dianggap minuman tunggal, orang tua merasa sudah memberi susu, padahal bukan susu.
"Karenanya ini menjadi beresiko, dari sisi gizi tidak tercukupi kebutuhannya,” jelas Nurhandini Eka saat ditanya dampak kental manis terhadap gizi anak.
Iklan kental manis yang sebelumnya menjadi polemik karena mempromosikan kental manis sebagai susu anak dan keluarga mulai ditarik peredarannya pasca BPOM mengeluarkan aturan tentang kental manis yang termuat di dalam Per BPOM No 31 tentang Label Pangan Olahan, Oktober 2018 yang lalu.
Baca Juga: Sehat dan Kuat! Simak 4 Manfaat Tak Terduga Saat Anak Ikut Kelas Gym
Selain iklan, BPOM juga menegaskan bahwa kental manis bukan sumber gizi tunggal dan tidak untuk menggantikan ASI.
“Iklan sudah di tarik. Tp karena sudah puluhan tahun dianggap demikian, maka kita perlu rubah karena SKM tidak setara dengan susu lain.
"Secara tidak langsung, minum susu kental manis, gulanya banyak, anak akhirnya tidak suka dengan susu asli. Yang namanya susu itu tidak manis, anak-anak yang sudah terlanjur, maka tidak akan suka dengan susu yang benar,” tutup Kadinkes.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR