NOVA.id - Kita baru saja dikabarkan bahwa sastrawan Indonesia, Arswendo Atmowiloto meninggal dunia pada pada Jumat (19/07) di rumahnya akibat sakit kanker kandung kemih.
Kanker kandung kemih yang selama ini dianggap sebagai penyakit pada pria, nyatanya juga bisa menyerang perempuan lo.
Penelitian menunjukkan bahwa perempuan juga mengalaminya bahkan bisa lebih parah dan cepat untuk berkembang.
Baca Juga: Stop Jadi Perempuan Sein Kanan tapi Belok Kiri, Ini 4 Cara Agar Bugar dan Konsentrasi Naik Motor
Menurut National Cancer Institute, tingkat kelangsungan hidup bagi perempuan yang menderita kanker kandung kemih juga lebih kecil dibanding dengan pria.
Selain itu, jumlah perempuan yang didiagnosis dengan kanker kandung kemih telah meningkat dari waktu ke waktu.
The American Cancer Society's menemukan fakta mengejutkan.
Baca Juga: Intip, Rahasia Skin Care ala Enzy Storia untuk Hangout Sehari-hari!
Sepanjang 2019, terdapat 18.770 kasus kanker kandung kemih pada perempuan dengan jumlah kematiaan 4.800 jiwa.
Mengetahui hal ini, penting bagi perempuan untuk memahami risiko kanker kandung kemih agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sadar adalah kuncinya, meski kanker kandung kemih dapat diobati, diagnosisi yang cepat itu sangat penting untuk mencegah kematiaan.
Baca Juga: Hampir 1 Tahun, Penyebab Pesawat Air Niugini Jatuh ke Laut Baru Terungkap!
Dalam banyak kasus, ada penundaan yang signifikan dalam mendiagnosis kanker kandung kemih pada perempuan.
Banyak perempuan mengabaikan gejala awalnya seperti ada darah dalam urin yang dapat diasosiakan dengan menstruasi atau menopause.
Sudah terlambat periksa pada dokter, diagnosis yang diberikan pada perempuan juga umumnya salah.
Baca Juga: Jika Puput Nastiti Devi Lahirkan Anak Laki-Laki, BTP Sudah Siapkan Nama Ini
Biasanya perempuan akan mengalami salah diagnosis misalnya gejala pasca menopause, sistitis sederhana atau infeksi saluran kemih saja.
Akibatnya, diagnosis kanker kandung kemih diabaikan selama satu tahun atau lebih.
Perempuan harusnya mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa kanker kandung kemih dapat diderita oleh perempuan usia berapa pun.
Baca Juga: Orang Tua Rey Utami Tinggal di Gang Sempit, Kehidupannya Berbanding Terbalik dengan Sang Putri
Lalu, merokok adalah penyebab terbesarnya karena perokok akan beresiko menderita kanker kandung kemih dua kali lebih berbahaya daripada mereka yang tidak merokok.
Ingatlah, gejala kanker kandung kemih mungkin identik dengan infeksi kandung kemih tetapi dua penyakit dapat terjadi bersama-sama.
Jika gejala tidak hilang setelah pengobatan dengan antibiotik, lakukan pengobatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah kita menderita kanker kandung kemih atau tidak.
Baca Juga: Arswendo Atmowiloto Tutup Usia, Sang Putra: Papa Sudah Gak Ada
Kanker kandung kemih juga memiliki tingkat kekambuhan tertinggi dari segala bentuk kanker yaitu sekitar 50-80 persen.
Lalu, apa yang dapat kita lakukan?
Hal yang paling penting bagi kita adalah memahami tanda atau gejala kanker kandung kemih dan segera ke dokter jika mengalaminya.
Baca Juga: Tabloid NOVA Terbaru: Curhat Artis Cut Mini dalam Film Dua Garis Biru
Tanda yang paling umum adalah adanya darah dalam urin yang terkadang bisa berwarna cokelat gelap atau oranye.
Deteksi lanjutan membutuhkan pemeriksaan melalui mikroskop, sekali lagi penting untuk segera ke dokter karena kebanyakan pendarahan kanker kandung kemih tidak menimbulkan rasa sakit.
Namun, sekitar 30 persen pasien kanker kandung kemih merasakan seperti terbakar pada kemaluan, sering buang air kecil atau sensasi pengosongan yang aneh ketika buang air kecil, yuk waspada! (*)
KOMENTAR