“Aku selalu ingin dapat urutan paling depan. Setiap subuh sebelum fajar merekah, aku berlari melintasi dua kuburan agar cepat sampai pasar,” cerita Nunung.
Setelah dapat beras, Nunung kembali berlari pulang ke rumah. Nenek segera memasak dan membagi nasi itu untuk seluruh keluarga.
“Dibanding semua saudaraku, aku dapat keistimewaan. Aku dapat seporsi nasi putih, sedangkan yang lain bercampur nasi beras merah,” kisah Nunung.
Baca Juga: Tak Henti Menangis Saat Dijenguk Andre Taulany, Begini Kondisi Terkini Nunung di Tahanan
Rupanya itu imbalan yang didapat Nunung dari sang nenek. "Karena kamu yang antre, begitu kata Nenek.”
Pekerjaan antre beras ini dilakukan sampai Nunung tamat SD. (*)
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR