NOVA.id - Seorang calon Paskibraka Kota Tangerang Selatan, Aurelia Qurrota Ain dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (01/08).
Siswi kelas XI MIPA 3 dari SMA Islam Al Azhar ini meninggal di rumahnya setelah sebelumnya sempat terjatuh saat menjalani latihan paskibraka.
"Tiba - tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan sudah meninggal dunia," ungkap Romi.
Baca Juga: Blak-blakan Natasha Wilona Ungkap Hubungannya dengan Kevin Sanjaya, Pacaran?
Sebelum meninggal, keluarga juga melihat kondisi yang berbeda dari Aurel.
Wajah Aurel terlihat sangat pucat, padahal selama ini dirinya tak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Namun terdapat kejanggalan pada tubuh Aurelia yang membuat sang paman ingin mengusut kematian keponakannya lebih jauh.
Baca Juga: Lihat Manisnya Dua Calon Menantu Maia Estianty, Hanya Pakai Sandal Jepit Saat Liburan ke Labuan Bajo
Bahkan dari pengakuan Aurelia sebelum meninggal membuatnya meminta pemerintah Kota Tangerang Selatan menindaklanjuti masalah ini.
"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurel) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," ucap Romi, salah seorang paman Aurel.
Selain itu latihan yang dilakukan keponakannya saat ini dinilai sangat keras.
Baca Juga: Ivan Gunawan Beri Isyarat Kebenaran Atas Hebohnya Kehamilan Syahrini
"Dia pernah cerita ke kami, kalau di Tangsel itu latihannya mengenal sebutan latihan cincin. Yaitu push up di aspal dengan cara tangan mengepal, sehingga jari - jari cincin tangan menghitam," ujar Indra.
"Saya juga Paskibraka. Keluarga kami Paskibra. Ayah dan ibu Aurel juga Paskibra, tapi latihannya tidak sekeras itu," paparnya.
Sebelum meninggal dunia, Aurel sempat menuliskan sebuah diary mengenai kenangannya di dunia paskibra.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Agung Hercules Sempat Meminta Untuk Dipanggil dengan Nama Lain
Diketahui diary yang sebelumnya dia miliki telah dirobek oleh seniornya di Paskibra.
Aurel mengatakan buku diary itu adalah Buku Diary Merah Putih karena dirinya begitu mencintai dunia paskibra.
"Dia menulis di buku diary sampai jam 01.00 dini hari. Dia menulis dari awal sampai akhir di buku diary yang barunya itu. Karena buku diary yang lama punya dia dirobek oleh seniornya di Paskibra," ucap Indra.
"Dia nulis terakhir di buku diary-nya soal Paskibra. Dalam tulisannya itu ini latihan terakhir di Paskibra. Mungkin itu firasat dari keluarga kami yang mengartikan," paparnya. (*)
KOMENTAR