NOVA.id – Revolusi industri yang kini sedang digaungkan ikut mendorong kita meningkatkan ekonomi digital.
Seperti yang diungkapkan dalam bincang media oleh The SMERU Research Institute (SMERU) bertajuk Pertumbuhan Ekonomi Digital yang Berkualitas, banyak sektor yang tersentuh oleh ekonomi digital dan kemudian berkembang pesat.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur SMERU, Widjajanti Esdijoso.
Baca Juga: Yuk, Coba 3 Ide Me Time Ini agar Weekend Makin Seru
“Perkembangan ekonomi digital sangat potensial dirasakan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” tuturnya.
Tantangan utamanya, bagaimana mengurangi kesenjangan infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika di wilayah pedesaan dan daerah tertinggal.
“Serta, meningkatkan pemanfaatan internet untuk kegiatan produktif dan literasi digital,” jelasnya pada bincang media yang dilaksanakan pada Kamis, (15/08) di bilangan Jakarta Selatan ini.
Baca Juga: Wisata Romantis Bareng Pasangan di Palembang? Jangan Lupa ke Sini, ya!
Menurutnya, digitalisasi yang berkualitas bagi masyarakat berarti tersedianya akses dan manfaat yang tersebar secara merata.
Hingga sekarang, akses digital di Indonesia berada pada kelompok berpendidikan SMP ke atas (85%), jenjang usia di bawah 40 tahun (80%), serta yang tinggal di wilayah perkotaan (70%).
Kemudian 80% dari 100 juta pengguna internet menggunakannya lebih banyak untuk mengakses media sosial dan hanya sekitar 18% yang memanfaatkan internet untuk jual beli atau transaksi keuangan.
Baca Juga: Supaya Makan Makin Nikmat, Hindari 5 Kesalahan Memasak Ini, ya!
“Karena itu, hadirnya berbagai startup digital di Indonesia tentunya diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong pemanfaatan internet untuk pertumbuhan ekonomi digital yang berkualitas,” lanjutnya.
Salah satu pemain ekonomi digital yang dapat berkontribusi meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat adalah Gojek.
VP Public Affairs Gojek, Astrid Kusumawardhani mengungkapkan, inovasi dan ekosistem Gojek dirancang dari awal supaya banyak masyarakat bisa memanfaatkan teknologi untuk naik kelas.
Baca Juga: Pusing dengan Kerjaan, Medina Zein Lakukan Hal Ini dalam 5 Menit Aja
“Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi digital, kami percaya pemanfaatan teknologi merupakan cara paling cepat dan tepat untuk membantu masyarakat lebih sejahtera,” tuturnya.
Lanjut Astrid, di ekosistem Gojek sudah ada 3 super-app untuk membantu konsumen, merchant, dan mitra driver.
Komitmen Gojek untuk mendorong ekonomi digital yang inklusif telah terbukti melalui kontribusinya selama ini.
Baca Juga: 2 Hari Lagi Menikah, Cut Meyriska Tampil Cantik Saat Gelar Pengajian dan Siraman Mewah
Dalam penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada 2019, Gojek telah berkontribusi sekitar Rp44,2-55 triliun terhadap perekonomian nasional.
Selain memberikan dampak secara ekonomi, LD FEB Ui juga mengungkapkan bahwa kontribusi yang disumbangkan Gojek sejalan dengan kepuasan dan kebahagiaan para mitranya.
Berdasarkan kepuasaan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dan Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagiaan mitra Gojek adalah 24,3 dari skala maksimal 35.
Baca Juga: 3 Kali Diciduk Polisi, Rio Reifan Akui Kurang Iman Hingga Bikin Kembali Terjerat Narkoba
Artinya, secara umum mitra Gojek tergolong cukup bahagia.
Tak hanya itu, penelitian juga menemukan mitra Gojek mengakui adanya manfaat di luar keuntungan ekonomi yang mereka peroleh dari bermitra dengan Gojek.
“Pijakan Gojek sebagai perusahaan asal Indonesia adalah bagaimana mengurangi kerepotan atau tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat dan mitra-mitra kami dengan cara pintar<” tutur Astrid.
Baca Juga: Elma Theana Beberkan Penyakit Fairuz A Rafiq hingga Harus Dirawat di Rumah Sakit
Oleh karenanya, Gojek memanfaatkan teknologi, data, dan pemahaman mengenai pasar tempat beroperasi untuk menghadirkan inovasi dan kesempatan bagia semua pihak di dalam ekosistem Gojek.
Sementara itu, Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Leonardo Teguh Sambodo mengatakan bahwa praktik bisnis yang dilakukan Gojek telah sesuai dengan arah kebijakan dan strategi mengenai ekonomi digital.
Baca Juga: Penahanannya Diperpanjang, Kriss Hatta Sempat Tolak Kegiatan 17an di Penjara: Saya Mau Pulang
“Arah kebijakan dan strategi pembangunan ekonomi digital dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing,” jelasnya.
SDM menjadi modal utama menuju pembangunan ekonomi digital yang inklusif dan merata di seluruh wilayah.
“Kehadiran Gojek dan startup-startup lainnya menjadi faktor penting tumbuhnya ekonomi digital, namun perlu diimbangi dengan pendidikan serta pelatihan supaya SDM di industri ekonomi digital memiliki daya saing yang tinggi,” pungkasnya. (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR