NOVA.id - Ritual malam 1 Suro memegang peranan penting untuk orang Jawa, karena itu sering diperingati sebagai sejarah atau sekadar mengenang leluhur.
Malam 1 suro menandai hari pertama bulan Soro, yang sering dikaitkan dengan cerita mistis.
Suro sendiri merupakan bulan pertama dalam kalender Jawa yang bertepatan dengan Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam (hijriah).
Baca Juga: Yuk, Coba 3 Ide Me Time Ini agar Weekend Makin Seru
Sejak dulu, orang Jawa menghabiskan malam 1 Suro dengan meditasi dan kontemplasi.
Selain praktik spiritual, upacara keagamaan dilakukan di Keraton Surakarta dan Yogyakarta (Keraton).
Secara tradisional, malam 1 Suro menandai permulaan kehidupan baru, yaitu kelahiran kembali (rohani dan duniawi).
Dengan cara ini, maka malam 1 Suro sebagai ritual pembersihan, karena memberikan kesempatan bagi orang Jawa untuk memurnikan diri mereka sendiri melalui melakukan penghayatan sepanjang malam.
Oleh karena itu, mayoritas orang Jawa akan menjauhkan diri dari makan, minum, berbicara, dan tidur pada malam 1 Suro.
Hal ini diyakini menghasilkan kelebihan dan kebajikan yang tak terukur sehingga menghasilkan berkah keberuntungan, kesehatan, dan kekayaan untuk tahun selanjutnya.
Baca Juga: Deretan Artis Ini Miliki Mobil Mewah Merek BMW, Dari Raffi Ahmad hingga Atta Halilintar
Pada tengah malam ada sebuah ritual kuno yang dilakukan oleh para abdi dalem di Keraton Surakarta.
Ritual ini disebut kirab malam 1 Suro dan dilakukan sesuai tradisi kuno, yang berasal dari masa awal kerajaan Mataram pada abad ke-17 di Jawa.
Upacara kirab malam 1 Suro melibatkan pembersihan ritual atau kirab dari koleksi barang pusaka sakral di Keraton seperti kerises kuno (belati), alat musik tradisional (gamelan) dan Regalia kerajaan.
Baca Juga: Klarifikasi Penulis KKN di Desa Penari Tentang Lokasi Asli yang Ramai Dibicarakan Warganet
Koleksi barang pusaka yang paling unik di Keraton Surakarta adalah Kyai Slamet Kebo bule, seekor kerbau albino yang diyakini memiliki kemampuan supranatural dan keturunan kerajaan Jawa.
Kebo bule dijadikan hadiah kerajaan kepada Sultan Pakubuwono II (1711 – 1749), yang suka memelihara binatang seperti kucing.
Pusaka mistik itu terkait erat dengan sistem kepercayaan tradisional Jawa (Kejawen).
Pada tengah malam 1 Suro, upacara kirab malam 1 Suro diikuti dengan prosesi melalui jalanan kota Surakarta.
Prosesi ini dipimpin oleh orang Kebo bule, diikuti oleh para abdi dalem yang mengusung pusaka yang sudah dibersihkan secara ritual.
Dengan demikian, berkah perlindungan dan kesehatan yang baik diberikan kepada orang Jawa. (*)
Source | : | Indo Magic |
Penulis | : | Jenny |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR