Sebab, tak jarang terdapat gejala yang serupa tapi tak sama, sehingga diagnosisnya pun berbeda.
Nah, dalam hal ini dilakukanlah sesi konsultasi.
Caranya beragam, tapi yang paling lazim dilakukan adalah dengan “ngobrol”.
Tapi tentu bukan sembarang ngobrol.
“Ngobrol adalah bentuk observasi yang juga jadi tools kami.
"Jadi saat ngobrol itu ada yang digali sama psikolognya. Enggak asal ngobrol, enggak asal dengerin. Walaupun ngikutin flow-nya pasien.
"Kita ngobrolnya belajar, observasi juga, jadi tahu kira-kira kondisinya gimana, mood-nya dibandingkan dengan sebelumnya gimana,” jelas Linda.
Jika sudah ada hipotesis dan diagnosisnya sudah terkonfirmasi, maka akan dibuat rancangan terapi yang tepat.
Nah, setelah rancangan sesi selesai dijalankan maka akan berlanjut ke tahap evaluasi.
Baca Juga: Sempat Sembuh, Kanker di Tubuh Ria Irawan Kembali Kambuh, Sang Suami Langsung Memohon Doa
Berita yang lebih lengkap dan dalam ada di Tabloid NOVA. Belinya enggak repot, kok.
Sahabat NOVA bisa pilih langganan di Grid Store, atau baca versi elektroniknya (e-magz) di Gramedia.com, MyEdisi, atau Majalah.id.
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR