Ada kepentingan anak yang harus dicukupi demi kebahagiaan bersama agar tidak terkena masalah di kemudian hari.
Satu hal yang perlu diingat, punya anak bukanlah alasan untuk pemuasan diri apalagi gengsi.
Misalnya saja karena malu enggak punya anak, merasa kurang lengkap karena enggak punya anak cowok, ikut-ikutan teman yang juga angkat anak, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Janji Boy William untuk Adiknya yang Telah Berpulang: Tunggu Aku, Aku akan Jaga Kylie
Sehingga jangan sampai kepentingan kita ini membuat kita mengabaikan kepentingan si anak, apalagi sampai mengabaikan prosedur hukum.
“Kalau kita bergantung pada mengadopsi anak, misalnya punya anak menjadi harmonis, ya, enggak juga. Enggak bisa kita seperti itu.
"Sebagai pasangan yang dewasa, kita tidak bisa menempatkan kunci kebahagiaan pada hal di luar diri kita, misalnya anak,” ujar Mira D. Amir, M.Psi., psikolog anak saat dihubungi NOVA.
Seperti kasus Talita.
Baca Juga: Warga Serbu Kuburan Presiden ke-3 RI untuk Swafoto, Batu Nisan Makam BJ Habibie Miring
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR