NOVA.id - Kalau BPJS Kesehatan masih dianggap sebagai pilihan utama, apakah asuransi kesehatan swasta masih kita perlukan?
Yang penting kita jangan mudah tergiur dengan tawaran yang diberikan, harus punya alasan tepat untuk punya asuransi kesehatan.
Buat gambaran saja, berdasarkan data dari laman resmi BPJS Kesehatan, jumlah peserta per Agustus 2019 sudah mencapai 223.347.554 orang.
Baca Juga: Sudah Ada BPJS, Masih Perlukah Kita Punya Asuransi Kesehatan?
Angka ini sudah hampir mendekati jumlah populasi penduduk di Indonesia.
Sementara itu di sisi lain, dari data yang dirilis Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada kuartal I 2019, premi yang diraih asuransi kesehatan juga meningkat, yaitu mencapai Rp1,94 triliun atau naik 17,4 persen dibandingkan tahun lalu.
"Asuransi kesehatan tumbuh karena ada permintaan, dan ini jadi sinyal positif bagi industri asuransi umum," kata Trinita Situmeang, Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI, & Aktuarial AAUI seperti dikutip dari laman Kontan pada Kamis (20/6).
Baca Juga: Asuransi Ini Hadirkan Fasilitas Khusus Pengemudi Perempuan, Seperti Apa?
Jadi melihat dari data itu, baik BPJS Kesehatan maupun asuransi kesehatan swasta tetap diminati.
Menurut konsultan keuangan, Tejasari CFP, asuransi kesehatan atau BPJS memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Baik itu soal layanan, jenis penyakit yang ditanggung, obat yang diberikan, maupun iuran yang harus dikeluarkan pengguna.
Kata Tejasari, “Asuransi kesehatan mungkin layanannya lebih baik, tapi kewajiban preminya juga tak murah.”
Nah, jadi catatan juga nih buat kita, Sahabat NOVA.
Baca Juga: Perusahaan Ini Bagikan 10 Ribu Asuransi Gratis Bagi Pemudik agar Mudik ke Kampung Halaman Tetap Aman
Meski begitu, Tejasari melihat banyak orang tetap membeli asuransi kesehatan sebagai alternatif dari BPJS Kesehatan yang memang sudah dianjurkan wajib dimiliki.
Alasannya, ya apa lagi kalau bukan agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan yang diinginkan.
“Jadi ya tergantung orangnya, kalau memang punya bujet lebih, dia akan beli asuransi kesehatan,” tukas Tejasari.
Saat akhirnya memutuskan untuk memiliki juga asuransi kesehatan swasta, Tejasari justru mengingatkan kita agar tak mudah tergiur dengan tawaran yang diberikan.
Pastikan bahwa asuransi kesehatan yang dibeli memang sesuai dengan kebutuhan kita, dan kita tahu risikonya.
“Tawaran yang menggiurkan tadi kan bisa saja dibayar dengan premi yang lebih mahal.
"Jadi perhitungkan juga dengan perjuangan kita membayar preminya,” kata Tejasari.
Baca Juga: Pilu, Pengobatan Sang Suami Tidak Bisa Dibiayai BPJS, Ibu Ini Rela Tawarkan Ginjalnya untuk Dijual
Sedangkan di sisi lain, banyak juga orang yang merasa sudah cukup dengan layanan yang didapatnya dari BPJS Kesehatan.
Demi penghematan, mereka lebih memanfaatkan secara maksimal layanan BPJS Kesehatan, meskipun harus melewati proses kurang menyenangkan buat mereka.
Makanya, Tejasari mengimbau agar kita lebih cermat dalam memilih layanan kesehatan.
Banyak yang menganggap BPJS Kesehatan harus dimiliki setiap orang.
Selain memang diwajibkan, perlindungan kesehatan dari program pemerintah itu bisa dibilang lebih luas dari segi penyakit maupun wilayah tanggungannya.
Sedangkan asuransi kesehatan dianggap perlu dimiliki untuk kita yang pengin menikmati layanan kesehatan yang lebih baik sesuai keinginan.
“Jadi kesehatan memang nomor satu, tapi juga jangan berlebihan.
"Kalaupun mau beli asuransi kesehatan swasta, pilih manfaat yang cukup buat kita,” ujar Tejasari serius.
Intinya, marilah kita pintar-pintar atur uang, Sahabat NOVA.
Baca Juga: Lebih Mudah dan Tepat Pilih Asuransi, Allianz Kembangkan Aplikasi Allianz Discover
Ketika ada bujet lebih, bolehlah membeli produk asuransi kesehatan swasta.
Tapi sekali lagi, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan juga, ya.
Nah, siap memilih asuransi kesehatan lain? (*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR