NOVA.id - Perencanaan keluarga melalui kontrasepsi adalah gerakan sedunia yang penting, tujuannya tentu untuk meningkatkan kesejahteraan kita sebagai perempuan.
Dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia pada tanggal 26 September, ada baiknya kita memahami metode kontrasepsi yang ada.
Sebab pengetahuan yang benar dan jelas tentang alat dan metode kontrasepsi tak hanya bagi perempuan yang sudah menikah.
Sahabat NOVA yang masih single pun perlu tahu agar mampu mempersiapkan diri dan merencanakan keluarga dengan lebih baik lagi.
Berikut 8 alat atau metode konstrasepsi yang dirilis oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Baca Juga: Awas, Inilah Tanda Kita Salah Pilih Alat Kontrasepsi!
1. Vasektomi (MOP)
Vasektomi (metode operasi pria/MOP) adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia.
Hal ini dilakukan agar alur transportasi sperma terhambat dan cairan mani yang keluar saat ejakulasi dini tidak lagi mengandung sel sperma.
Dengan demikian, pembuahan atau proses fertilisasi (penyatuan dengan telur) tak terjadi.
Ada 2 jenis vasektomi: inisiasi (dengan pisau) dan vasektomi tanpa pisau (VTP) dengan efektivitas tinggi 99,6-99,8% dan bisa dilakukan kapan saja.
Baca Juga: Siapa Sangka 6 Bahan Dapur Ini Bisa Jadi Alat Kontrasepsi Alami
2. Tubektomi (MOW)
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/MOW) sangat tepat buat kita yang tak mau hamil lagi.
Caranya dengan mengoklusi tuba falopi, atau mengikat dan memotong atau memasang cincin pada tuba falopi tadi.
Dengan demikian, sperma tak lagi dapat bertemu dengan sel telur.
Selain efektivitasnya 99,5%, metode tubektomi tidak memengaruhi proses menyusui dan tidak merusak fungsi seksual yang ada.
Justru metode ini bisa mengurangi risiko kanker ovarium.
Baca Juga: Ingin Tunda Punya Momongan? Begini Cara Pilih Kontrasepsi yang Tepat!
3. Implan
Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang dipasang di lengan atas.
Implan mengandung progestin (hormon progesteron sintentik) dalam kapsul silastik silikon polidimetri.
Efektivitasnya cukup teruji, angka kehamilan pada tahun pertama pemakaian 0,2 per 100 perempuan.
Implan bekerja dengan menebalkan lendir leher rahim, sehingga tidak dapat dilewati sperma.
Kandungan progestin tadi pun menekan ovulasi.
Metode kontraspesi ini juga tidak mempengaruhi proses menyusui dan tidak berpengaruh saat melakukan hubungan intim.
Baca Juga: Duh, Bercinta Tanpa Alat Kontrasepsi Bisa Memicu 3 Hal Ini, loh!
4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
AKDR dipasang di dalam rahim, terbuat dari bahan plastik polietilena.
Ada yang dililit tembaga dan ada pula yang tidak.
Gunanya untuk mencegah terjadinya fertilisasi.
Efektivitasnya mencapai 99,2-99,4%.
Baca Juga: Wajib Perhatikan 3 Hal Ini Usai Bercinta Tanpa Alat Kontrasepsi!
5. Suntikan
Metode kontrasepsi ini biasanya diberikan untuk perempuan usia subur yang menginginkan efektivitas tinggi dalam jangka pendek.
Suntikan bekerja dengan mengentalkan lendir leher rahim, sehingga sperma dan sel telur tak bertemu.
Kemudian, mencegah pelepasan sel telur dari indung telur dengan efektivitasnya mencapai 97%.
Baca Juga: Dua Alat Kontrasepsi yang Harus Dihindari Jika Ingin Menunda Kehamilan
6. Pil
Metode kontrasepsi Pil sangat efektif jika diminum setiap hari di jam yang sama, dan di jam yang sama.
Cara kerjanya sama seperti kontrasepsi suntikan, namun bila dihentikan maka pemakainya akan kembali subur.
7. Kondom
Metode kontrasepsi kondom merupakan selubung atau sarung berbentuk silinder tipis.
Umumnya terbuat dari bahan lateks atau karet yang dipasang pada organ reproduksi pria saat berhubungan intim.
Baca Juga: Wow! Hasrat Bercinta Ternyata Bisa Disebabkan Oleh Alat Kontrasepsi
8. Metode Amenore Laktasi atau MAL (Menyusui)
Metode kontrasepsi ini akan memiliki efektivitas tinggi bila sang perempuan memenuhi 3 hal berikut:
- Ibu ibu belum menstruasi setelah melahirkan,
- Bayi harus disusui ASI penuh selama 6 bulan atau mendekati ASI penuh (sesekali bayi mendapatkan vitamin, air, jus, atau nutrisi lain) dan sering disusui siang dan malam,
- Usia bayi kurang dari 6 bulan.
Baca Juga: Mengenal Kolostrum, ASI Pertama yang Diproduksi dan Miliki Segudang Manfaat
Cara kerjanya metode ini adalah dengan menekan proses ovulasi atau pematangan sel telur.
Hal ini bisa terjadi berkat prolaktin, atau horman perangsang produksi ASI, yang akan menghambat hormon FSH yang memicu dilepaskannya sel telur.
Apapun pilihan Sahabat NOVA, pastikan untuk berkonsultasi dan melakukan metode ini dengan bantuan dan arahan dari tenaga kesehatan yang berpengalaman, ya. (*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Jenny |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR