NOVA.id - Mengurangi jumlah pengidap kanker payudara bukanlah pekerjaan mudah dan murah.
Padahal, semakin kita sadar dengan keberadaan kanker payudara, semakin mudah juga kanker tersebut diatasi.
Berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais (RSKD) sebagai Pusat Rujukan Kanker Nasional diketahui bahwa 56% pasien yang ditangani oleh RSKD adalah pasien kanker payudara.
Baca Juga: Lahirkan Anak Ketiga, Ayu Dewi Mengaku Kini Rumahnya Bagaikan Sekolah PAUD
“Kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan dan semakin mengusik serta memotivasi kami YKPI untuk semakin bekerja menurunkan angkat kejadian kanker payudara stadium lanjut di Indonesia,” kata Linda Agum Gumelar.
Menurutnya jika pasien kanker payudara ditemukan pada stadium awal maka angka harapan hidupnya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pasien yang didiagnosis stadium lanjut.
Lebih lanjut Linda menjelaskan pengobatan penyakit mematikan ini memang tidak murah.
Melalui berbagai program YKPI yang dipimpinnya, Linda memaparkan upaya pencegahan dini kanker payudara stadium lanjut dengan sosialisasi deteksi dini melalui SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) ke beberapa daerah hingga ke pelosok tanah air.
Baca Juga: Denny Cagur Bagikan Foto Jadul dan Ungkap Perlakuan AHY, Annisa Pohan Kaget: Serius?
“Ternyata penyebaran informasi tentang kanker payudara di Indonesia belum merata, bahkan masih ada mitos-mitos di kelompok masyarakat yang mendorong maraknya pengobatan non medis. Ada juga sekelompok orang yang masih merasa malu divonis kanker payudara meski baru stadium awal dan memilih menunda pengobatan medis,” ungkap Linda.
Sebagai organisasi nirlaba, dikatakan Linda, YKPI harus bekerja keras untuk dapat memenuhi biaya operasional program-programnya.
Sejak tahun 2015 YKPI juga mengoperasikan Unit Mobl Mammografi (UMM) didukung oleh Tim Medis RSKD. UMM YKPI ini adalah mobil mammografi pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Baca Juga: Pilu, Ammar Zoni dan Irish Bella Beli Rumah untuk Bayi Kembarnya yang Meninggal Dunia
Hingga April 2019 sebanyak 13.214 orang telah melakukan mamografi di UMM dengan hasil 1.973 (14,8%) orang diketahui memiliki tumor jinak dan 203 orang (1,5%) memiliki tumor ganas.
Mereka yang diduga memiliki tumor langsung dirujuk melakukan pemeriksaan klinis lebih lanjut di rumah sakit, agar kankernya dapat segera tertangani secara klinis.
Program lain YKPI adalah pengelolaan Rumah Singgah YKPI bagi pasien BPJS kelas II, di kawasan Anggrek Nelly Murni Slipi, Jakarta Barat, dan pelatihan pendamping pasien kanker.
Baca Juga: Ungkap Rasa Syukur Bertemu Wijin Setelah Cerai dengan Gading Marten, Gisel: Dia Mampu Tenangkan Aku
Belum lama ini YKPI kembali menyelenggarakan pelatihan tersebut, tercatat total 310 pendamping selama 5 tahun pelatihan telah bersertifikat international dari TÜV Rheinland.
Para pendamping ini nantinya akan membantu pasien dan keluarganya untuk lebih memahami cara menghadapi kondisi pasien yang emosinya tidak stabil agar terus semangat melakukan rangkaian pengobatan medis.
Di tingkat Internasional, YKPI aktif sebagai anggota Reach to Recovery International (RRI) dan Union for International Cancer Control (UICC), sebuah organisasi terkemuka berbasis di Jenewa, Swiss dengan jaringan masyarakat sipil global yang mewakili hampir 2.000 organisasi di 170 negara.
Kedepan, YKPI berencana mewujudkan adanya mobil kemoterapi sebagai upaya jemput bola dengan cara mendatangai pasien rawat jalan yang harus melakukan kemoterapi.
Mobil kemoterapi ini diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan guna mempersingkat antrean, mengingat per harinya terdapat sekitar 150-200 pasien yang dikemoterapi.
Tentunya SOP mobil kemoterapi ini akan diatur oleh tim medis RSKD.
Baca Juga: Ternyata Tak Boleh Terlalu Sering Nyalakan Lilin Aromaterapi! Kenapa?
Sebagai informasi tambahan pada Juli 2020, YKPI akan bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaran South East Asia Breast Cancer Symphosium yang akan diikuti sekitar 250 peserta dari seluruh negara di dari dalam dan luar negeri.
YKPI menyadari upaya pencegahan dan pengendalian kanker payudara di Indonesia, perlu dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Oleh karena itu, untuk ketiga kalinya Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) pimpinan Linda Agum Gumelar bekerjasama dengan Double Tree Hotel by Hilton Jakarta menyelenggarakan Pink Ribbon Gala Dinner, Kamis (10/10).
Kegiatan dalam rangka bulan peduli kanker payudara internasional ini bertujuan untuk mendukung mereka yang tengah berjuang mengalahkan kanker payudara dan pentingnya membangun kesadaran masyarakat atas kejadian kanker payudara stadium lanjut.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR