NOVA.id - Pendidikan seks anak adalah hal yang penting untuk diajarkan agar anak tak salah langkah nantinya.
Psikolog anak dan remaja, Alzena Masykouri pun menyadari bahwa orang tua harus diberi informasi mengenai tahapan pendidikan seks anak.
"Pendidikan seks itu perlu diajarkan pada anak dan orang tua berperan untuk mengajarkannya dengan bijak," katanya dalam peluncuran program 1001 Cara Bicara dari Johns Hopkins, BkkbN, dan Skata pada Kamis (24/10).
Baca Juga: 95% Anak SD Mengenal Pornografi, Tanamkan Pendidikan Seks Anak Sejak Dini
Ia pun lantas membagikan 4 tahapan pendidikan seks bagi anak yang dimulai dari usia balita.
Tahap pertama pada usia balita anak diberikan pemahaman akan tubuhnya sendiri dan cara merawatnya.
Jadi, anak tak salah menyebut antara tangan, kaki, kepala, dan bagian tubuh lainnya.
Baca Juga: Duh, Industri Seks Anak-anak Kini Bergeser ke Indonesia
Kemudian, tahap selanjutnya dalam pendidikan seks anak yaitu pengetahuan tentang tubuh, perbedaan laki-laki dan perempuan hingga kebersihan tubuh.
Tahap kedua ini dilakukan ketika anak berusia 6-10 tahun.
Jadi anak dipastikan mengetahui bahwa rambut harus dibersihkan hingga bagian tubuh dari leher sampai lutut depan dan belakang tak boleh diperlihatkan ke orang lain.
Baca Juga: Sulitnya Mengungkap Kasus Kekerasan Seks Anak
Dalam tahap kedua ini juga perlu ditanamkan norma agama dan sosial secara berdampingan.
Sehingga ia kuat menjalani kehidupan dan betul-betul ingin menjalankan kebenaran sesuai norma agama dan sosial.
"Norma agama dan norma sosial itu harus berdampingan dalam tahapan pendidikan seks anak," tegas Alzena.
Baca Juga: Bukan Saat Dewasa, Justru Pendidikan Seksual Anak Harus Diajari Sedini Mungkin!
Kemudian tahap ketiga, anak harus diajarkan batasan dalam pergaulan dan tanda-tanda pubertas.
Ini dimulai ketika anak berusia 10 tahun lewat sehingga ia siap saat mengalami pubertas.
Jika ada kesempatan untuk menjelaskan proses kelahirannya juga sangat disarankan.
Baca Juga: Awas, Minim Pendidikan Seksual Anak di Rumah Bisa Sebabkan Beragam Penyakit!
Tahap terakhir yaitu batasan dalam pergaulan dan tanggung jawab seksual, dan pengendalian diri terkait aktivitas seksual.
Ini dilakukan ketika anak sudah pubertas usia SMP.
Pastika ia mengetahui setiap risiko dari tindakan seksual. (*)
KOMENTAR