Riset ini digarap oleh beberapa desainer Tanah Air dan mengembangkan gerakan slow fashion sebagai antitesis dari keberadaan fast fashion.
Bahkan, slow fashion menjadi tema pada Indonesia Fashion Week, Maret 2019 lalu, dan juga salah satu fokus dalam pagelaran Jakarta Fashion Week 2020 (JFW 2020) yang baru saja berakhir.
Mengangkat slow fashion tentu bukan sekadar konsep instan, melainkan diracik untuk menanggulangi ancaman dengan adanya perubahan tren gaya hidup dalam balutan yang tetap stylish tanpa mengorbankan lingkungan.
Sebenarnya, bagaimana penerapan slow fashion?
Baca Juga: Desainer Ini Hadirkan Le Noir dengan Konsep Busana Serba Hitam di IMF 2019
“Slow fashion itu baju-baju yang diproses dengan benar.
"Dengan benar dalam artian kualitasnya harus bagus, sehingga lebih awet serta ada cerita di belakang baju itu yang lebih bermakna, menyejahterakan karyawan, dan tidak membahayakan lingkungan.
"Slow fashion diharapkan bisa menyelesaikan problematika yang ada di masyarakat. Namun, juga tidak boleh merugikan perusahaan,” jelas Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Maka itu, slow fashion juga erat kaitannya dengan keberadaan dan perkembangan brand-brand lokal.
Baca Juga: Bawa Unity In Diversity di JFW 2020, Barli Asmara Ajak Daliatex hingga Meldi Rosdianti berkolaborasi
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR