NOVA.id – Saat ini, 1 dari 5 remaja putri di Indonesia tidak mendapat informasi menstruasi sebelum mereka mengalami menstruasi yang pertama kali.
Hal ini ditemukan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 Buku Remaja, Kementerian Kesehatan.
Di sisi lain, menstruasi seringkali dianggap hal yang tabu untuk dibicarakan.
Baca Juga: Wajib Punya! Ini Alasan Utama Pentingnya Punya Asuransi untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Sementara dari segi kesehatannya, ditemukan bahwa 1 dari 3 sekolah tidak memiliki akses air, dan 1 dari 2 sekolah tidak memiliki toilet terpisah untuk murid laki-laki dan perempuan.
Fakta tersebut seperti yang didapat dari Profil Sanitasi Sekolah Tahun 2017 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk itu, PT Softex Indonesia melalui produk pembalut dengan merek Softex mengumumkan komitmennya untuk bekerjasama dengan Unicef.
Baca Juga: Tak Perlu Uang Jutaan, Kita Bisa Mulai Investasi dengan 10 Ribu Rupiah Saja
Unicef merupakan badan PBB yang hadir di 190 negara dan bekerja untuk menjangkau anak-anak yang paling terpinggirkan di dunia.
“Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Softex sebagai merek pembalut dalam negeri sekaligus pionir pembalut pertama, selayaknya ikut membantu mengurangi kondisi-kondisi di atas,” jelas Ekayani Go selaku Head of Feminine Care PT Softex Indonesia.
Sejalan dengan misi dari perusahaan dalam meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia, dukungan Softex kepada Unicef ini akan berlangsung selama 3 tahun.
Dalam kerjasama ini, SOFTEX menargetkan pemberian dana sebesar Rp1,5 miliar per tahun dari penjualan produk Softex Daun Sirih dan Softex Comfort Slim.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) termasuk Menstrual Hygiene Management di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Beberapa bentuk programnya adalah pemberian edukasi tentang kebersihan menstruasi untuk remaja putri serta menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih dan sehat. (*)
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR