NOVA.id - Alami kecanduan bermain game, tiga orang anak menjalani terapi di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo, Kota Semarang.
Fakta ini menjadi bukti bahwa game bisa memberikan pengaruh yang buruk bila kita sebagai orang tua tak memberi batasan pada anak.
Baca Juga: Jangan Biarkan Anak Kecanduan Gadget! Ini 4 Tips yang Bisa Diterapkan
Mirisnya, psikiater RSJD Amino Gondohutomo, Hesti Anggriani, mengungkapkan bahwa anak-anak yang harus menjalani terapi itu rata-rata berusia sembilan tahun.
“Dua pasien benar-benar murni adiksi atau kecanduan game. Satunya lagi didiagnosis gangguan jiwa karena main game terus,” ujar Hesti saat dikonfirmasi, Sabtu (19/10), seperti dilansir dari Kompas.com.
Nah, tak mau kan si kecil mengalami hal yang sama?
Maka itu, kenali ciri-ciri si kecil adiksi game online berikut.
Baca Juga: Kecanduan Gadget Ternyata Berbahaya, Begini Cara Mudah Mengatasinya!
Ya, gadget memang bisa jadi pedang bermata dua.
Dengan segala konten yang ada di dalamnya, gadget bisa membantu anak belajar sesuai dengan perkembangan zamannya.
Tapi, bila tidak diawasi, si kecil kecanduan, bahkan hingga menimbulkan depresi, seperti kasus tiga orang anak tadi.
Baca Juga: Agar Si Kecil Tak Kecanduan Gadget, Alihkan Minat ke 3 Hal Seru Ini, yuk!
Ketika si kecil diperkenalkan dengan gadget biasanya ia akan mudah jatuh cinta dengan segala aplikasi yang ada di dalamnya.
Bukan tidak mungkin ia akan asyik bermain sendiri dengan gawainya itu, seakan tak ada hal menarik lain yang bisa dilakukan.
Saking asyiknya bermain game pada gadget, anak bisa saja malas untuk belajar, bergaul dengan teman sebaya, hingga malas bergerak dan beraktivitas fisik.
Baca Juga: Ternyata Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Tak Kecanduan Gadget
“Saat main game sebenarnya enggak hanya game yang kita mainkan. Tapi juga melibatkan emosi, desire, dorongan, kemauan, mungkin ada juga reward, ada juga value diri, keberhargaan diri.
Jadi, enggak cuma main game yang menyenangkan, tapi melibatkan proses kompleks di dalamnya,” jelas Astrid WEN., M.Psi., psikolog anak.
Maka itu, jika ini tak dikendalikan bisa saja berujung pada kecanduan dan depresi.
Menurut Astrid, adiksi terhadap gadget sama saja adiksi pada obat yang bisa memberikan kesenangan dan kebahagiaan pada diri.
Tentu, jika hal yang membuat bahagia dihilangkan akan mencetuskan rasa kacau dan kecemasan yang membuat diri merasa tak nyaman hingga mencapai mood terendah, yakni depresi.
Cirinya?
Ketika anak diminta berhenti bermain tidak mau atau bahkan balik memarahi, melupakan jadwal kesehariannya, hingga memprioritaskan gadget, dan menarik diri dari proses sosialisasi. (*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR