NOVA.id - Sebagai orangtua rasanya kita perlu mengawasi dan membatasi si kecil bermain dengan gawai kesanyangannya.
Agar tak berdampak membahayakan bagi perkembangannya.
Tapi bagaimana caranya, ya?
Baca Juga: Jangan Biarkan Anak Kecanduan Gadget! Ini 4 Tips yang Bisa Diterapkan
Apalagi si kecil sudah terlanjur terbiasa bermain gadget.
Ya, sekadar melarang atau membatasi anak bermain gawai tidaklah cukup.
Kita pun dituntut untuk kreatif dalam menciptakan momen-momen menyenangkan sebagai pengganti aktivitas si kecil.
Lantas, bagaimana?
Baca Juga: Kecanduan Gadget Ternyata Berbahaya, Begini Cara Mudah Mengatasinya!
“Bila waktu bermain gadget-nya si anak diambil, itu harus diganti dengan kegiatan lain. Jadi, jangan sampai gadget-nya diambil tapi anaknya bengong enggak punya kegiatan,” ujar Astrid WEN., M.Psi., psikolog anak.
Nah, di sinilah peran aktivitas fisik sangat penting bagi anak sebagai pelepas dan pengganti waktu bermain gawainya.
Kenapa?
Baca Juga: Tanpa Gadget! Andien Aisyah Bagikan 5 Kegiatan Positif untuk Balita
“Bisa bergerak lewat olahraga. Tubuh kita jadi berenergi dan membentuk fisik semakin kuat dan saraf neuron psikologis serta respon psikologis juga semakin kuat. Mental pun kuat,” ujar Astrid.
Menurut Astrid, lewat aktivitas fisik seperti olahraga, tubuh akan menghasilkan hormon-hormon bahagia dan menyenangkan. Ini bisa mengganti kesenangan yang timbul akibat kecanduan bermain gawai tadi.
Selain itu, kegiatan fisik sangat penting karena akan membantu anak pada proses perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya.
Baca Juga: Oh… Ternyata Begini Manfaat Zumba yang Sebenarnya, Tak Banyak yang Paham!
Dengan bergerak akan terjadi proses sinkronisasi tubuh mengenai apa yang dipikirkan, dilakukan, dan dirasakan akan semakin menyatu.
Nah, salah satu aktivitas fisik yang bisa si kecil lakukan adalah zumba.
Yap, latihan kebugaran dengan gerakan menari ini bisa jadi alternatif jitu bagi kita untuk melepaskan si kecil dari jeratan kecanduan gawai.
Baca Juga: Anak Pakai Gadget, Nadya Hutagalung Tegas Batasi Penggunaan 1 Jam Per Hari
“Hal ini membantu anak kembali ke core-nya dan membantu mengasah kemampuan kontrol dirinya. Dalam zumba kan ada koreografi, memori gerak kanan dan kiri. Jadi dia melatih kontrol dirinya,” jelas Astrid.
Lantas, memang ada kelas zumba untuk si kecil?
Ada, dong.
Baca Juga: Gadget vs Buku: Mana Metode Membaca yang Sebaiknya Dipilih untuk Anak?
Tapi, jangan dipikir anak akan meliak-liuk seperti zumba pada orang dewasa, ya.
Karena untuk merangsang tumbuh kembang anak, gerakan pun disesuaikan dengan gaya bergerak sambil bermain.
“Ada kelas namanya zumbini. Lebih ke gerakan lempar, tangkap, lari. Nah, bedanya yang tidak boleh dilakukan di zumba kids itu adalah shimmy (goyang pinggul). Jadi, gerakan alami tulang anak dipindahkan ke gerakan yang terstruktur dibantu dengan musik, jadi si anak happy,” jelas Vivi Chiara, instruktur zumba.
Baca Juga: Agar Si Kecil Tak Kecanduan Gadget, Alihkan Minat ke 3 Hal Seru Ini, yuk!
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan tiga kali seminggu dengan durasi 45 menit.
Semua anak bisa mencobanya, namun, jika anak kurang suka jangan lantas dipaksakan juga, ya.
Menurut Astrid, kita bisa memberikan alternatif aktivitas fisik lain dengan manfaat yang tak jauh berbeda.
Baca Juga: Ternyata Ini yang Harus Dilakukan Orang Tua Agar Anak Tak Kecanduan Gadget
Terlebih bagi jagoan kita yang mungkin tak senang menari, maka bisa digantikan dengan jenis olahraga lainnya.
Ingat, kita juga harus ekstra sabar dan telaten menemani si kecil selama beraktivitas fisik.
Jika konsisten melatih si kecil dengan kebiasaan menyenangkan ini, maka bukan tak mungkin anak lebih bahagia kala berzumba bersama kita ketimbang bermain gawainya dan terhindar dari ancaman kecanduan.
Jadi, kapan mau mulai?(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR